Pernah mendengar Orang Nailak? Tahukah Anda bahwa habitat mereka tersebar luas di seluruh dunia, mirip Bangsa Cina, tapi jumlahnya jauh lebih banyak dari Suku Jawa dan Bangsa Arab apabila digabungkan? Mereka menjalani sikap Adeb? Sikap yang terkadang lain, berada di luar norma pemikiran kita ataupun menurut kaidah arus utama. Sadarkah Anda bahwa mereka sering kita temui di sekitaran?
Adalah Frederick William Nietzsche, seorang filsuf ternama Jerman, telah mencetuskan konsep manusia ras unggul atau yang dikenal dengan Ubermensch. Konsep ini berangkat dari bagian terpenting dalam Teori Evolusi Charles Robert Darwin, yaitu upaya mahluk hidup melangsungkan kehidupan keturunan aslinya dari kepunahan akibat seleksi alam. Setiap spesies bahkan mampu mengembangkan dirinya secara spesifik dan lebih kuat akibat alam lingkungan yang berbeda. Turunan spesies itu bisa menghasilkan ras (Zoologi) dan varietas (Botani) yang unggul. Sampai di sini tak ada masalah dengan metoda ilmiah yang netral itu, hingga seorang Hitler mengolah temuan ilmiah itu menjadi mesin sosial yang kejam.
Olahan itu adalah menciptakan ras unggul melalui mekanisme Eugenetika. Yaitu sebuah rekayasa genetik perbaikan ras manusia dengan seleksi paksa. Orang yang secara fisik cacat, lemah, sakit, dan tua, segera dibersihkan. Mereka yang sekiranya dianggap memiliki kekurangan psikologis dan mental harus dimatikan. Eugenetika ini tidak hanya membunuh para Gypsy (Bangsa Rumania, untuk penyebutan benar secara politis) yang dianggap kontra produktif, malas, dan stereotip suka mencuri, tapi juga berlaku bagi bangsa Jerman sendiri. Manusia kudu sempurna. Pria wajib maskulin dan perempuan harus feminin. Tidak boleh ada mahluk berpenampilan semacam Olga, apalagi kedapatan sebagai individu penyuka kelamin sejenis. Mati. Dengan begitu pasangan Jerman diharapkan hanya akan menurunkan generasi unggul.
Generasi yang secara anatomis telah diatur standar kebiruan mata, keemasan rambut, keputihan kulit, kekekaran perototan, ketinggian badan, ketegapan postur, perwajahan, dan kebesaran lingkar kepalanya. Ubermensch telah diterjemahkan menjadi standar Arya yang cenderung bertubuh mitos dewa-dewi Romawi, dan menemu keberuntungan pada standar tubuh Vitruvianman, sosok studi anatomi/figur karya Leonardo Da Vinci.
Selain melakukan pembersihan ras berdasar prasangka genetik, Hitler juga melenyapkan segala ideologi yang menurutnya tidak Jerman banget. Marxisme dan Yudaisme adalah dua anutan besar sekaligus ancaman utama bagi Jerman Raya. Maka tak ayal genosida terjadi meski tak sedikit ada orang Yahudi beranatomi Aryan ataupun orang Jerman yang Marxis.
Ubermensch telah dikorup oleh Nazi menjadi Deutschland Uber Alles, Jerman di atas segalanya. Manusia ras unggul hanya pantas disandang oleh Ras Arya, ras yang dipercayanya sebagai moyang Bangsa Jerman, lantas dipersempit lagi menjadi Arya yang berideologi Nazi. Bangsa dan ideologi lain hanya sampah peradaban, dan sampah harus disingkirkan dengan kemoceng chauvinisme, dikukup pakai pengki fasisme, ditimpal menggunakan sapu rasisme, dan dibakar dengan api kebencian. Beruntung Nazi telah menjadi bubur, dan Hitler telah terkubur.
Beruntung? Jawabannya adalah “Tidak!”. Bukankah ada pemeo “Ideologi tidak pernah mati”? Dan jangan pernah berfikir bahwa mereka yang telah menumbangkan Nazi tidak terjangkit virus ganas itu. Fasisme yang merupakan lawan utama komunisme juga diidap Stalin. Sikap chauvinis menyelusup di nadi kaum ultra nasionalis Amerika. Jangan pula menganggap penerus Hitler tidak bereinkarnasi. Neo Nazi dan Skin Head bahkan mengembangkan ideologi itu demi memperjuangi hak memperoleh kerja akibat berebut kesempatan melawan para imigran dari Turki, Maroko, Cina, dan ras lain yang mau dibayar murah. Juga jangan menyangka para korban Yahudi tidak tertular. Kaum Zionis yang menempelkan perjuangannya atas agama ini melakukan genosida yang tak kalah bengis dari Nazi. Bagaimana dengan Bangsa-bangsa Arab yang tidak terlibat secara langsung pada sejarah persemaian virus itu? Kebencian akan selalu ada. Sebagaimana kinerja virus, ia bisa aktif dengan menginduk kepada inangnya, memilih protein tertentu untuk bertumbuh. Kaum yang membenci Zionis atas nama Islam tak lebih suci dari musuh yang mengatasnamakan Yahudi itu. Terlebih ketika Ahmadinejad, Presiden Republik Islam Iran, dari sisi perjuangan berlandas agama mengamini penelitian Norman Finkelstein, penulis buku “The Holocaust Industry”. Kecaman Ahmadinejad kepada Zionis disambut baik oleh Bangsa Arab. Ia menjadi penyeimbang setara atas pernyataan perang suci yang dilontarkan George Bush. Tak tampak terdeteksi, virus itu juga berkelindan atas nama perjuangan Islam. Setidaknya untuk sementara, sampai kecaman Anti Zionis Ahmadinejad tak dibutuhkan lagi oleh Islam dan berbalik Anti Siah.
Xenophobia berkecenderungan permanen. Ia bukan rasa takut yang bersifat temporer, mendadak. Rasa takut seperti itu disebut paranoid. Karenanya, takut yang terjadi pada xenophobia bukanlah ketakutan yang sama dengan ketakutan seorang aktivis dikuntit intel. Doktrin kebencian bisa membuat xenophobic yang laten. Kesediaan seseorang untuk terbuka yang bisa meluruhkan sifat buruk itu. Xenophobia adalah perasaan takut berlebihan karena prasangka negatif atas hal-hal yang berbeda dari keasingan liyan (Orang atau kelompok lain) dengan dirinya. Prasangka negatif terhadap perbedaan itulah kata kuncinya. Cara mengatasinya bukan dengan membuat sama perbedaan yang ada pada diri liyan, semisal membuat Orang Yahudi menjadi Islam atau sebaliknya demi bisa memahami kemudian berinteraksi. Bukankah di dalam Al Quran, Surat Hujuraat, Ayat 13 ditegaskan bahwa Tuhan menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling kenal? Dan itu berarti Tuhan telah sengaja tidak menjadikan satu bangsa atau suku saja. Nah bukankah perintahnya untuk saling mengenal meski tetap dalam perbedaan? Tak kenal maka tak sayang, dan tak sayang menimbulkan permusuhan. Karenanya jangan buru-buru berkata “Tidak” untuk yang “Asing”. “Manusia memusuhi apa yang tidak diketahuinya
” (Ali bin Abi Thalib RA).
Baiklah, mari kita cermati lagi Nailak yang memilih sikap Adeb. Agar kita tahu dan memahaminya. Dengan begitu kita tidak lelah memasang sikap syak-wasangka, dan siapa tahu menjadi menyayanginya. Kalau kita rela menyisihkan waktu berbaur dan berada di posisi mereka, Nailak akan terbaca “Kalian” dan Adeb menjadi “Beda”. “Kalian” adalah kata ganti jamak bagi orang-orang di hadapan kelompok Anda. Atau lawan kata dari “Kami”. “Kalian” adalah juga penyebutan bersuasana merendahkan bagi kelompok orang di hadapan Anda atau kelompok Anda. Uniknya, sebutan “Kalian” tidak lagi berkonotasi merendahkan bila Anda dan orang di hadapan Anda sudah sedemikian saling kenal. Sedang “Beda” adalah sikap atau laku yang tidak sama dengan pilihan sikap Anda dan/atau kelompok Anda. “Kalian” dan per-“Beda”-an akan menyertai Anda kapan dan dimanapun. Karenanya akan selalu jauh lebih banyak dibanding Anda dan kelompok Anda. Maka bagi yang mengidap xenophobic, Andalah orang aneh itu bila melihat perbedaan liyan sebagai asing. “People are strange when you’re a stranger” (The Doors).
999 kata. The Number of The Best, ;)Essay tentang Xenophobia ini saya rangkai dari berbagai sumber bacaan dan diskusi. Saya dedikasikan untuk memperingati Keluarga Anne Frank yang tepat pada hari ini, 9 Juli, 70 tahun yang lalu memulai bersembunyi di atap sebuah rumah di Amsterdam dari kejaran Nazi.Oh, ya, gambar Hitler lagi lebay itu aku olah dikit dari hasil ramban di internet. Gambar Vitruvianman karya Leonardo da Vinci diambil dari Internet dan sudah menjadi Public Domain. Daripada perang dan meradang, mari berdendang…
Atau nonton film pendek…
akhirnya pak marto ikut.
bisa nyanyi gitu? 😀
What happened to 69?
ijin copy buat di baca ulang ya pak 🙂
That’s The Number of The Boos!
Sila Hani..
bacaan berat ini…
Cap jempol dulu
Wuihh.. berat iki..Berbobot sangat..
Succumb to xenophobia and you’ll be wearing a dead man’s shoes.
wow… bahasannya keren..
Bahasannya apik.*eh, ada yg masih typo error, ada baiknya di edit sebelum di locked.
Eh eh ini kayaknya prosesorku yg agak lemot deh: maksudnya ini apa om?” atas pernyataan perang suci yang dilontarkan George Bush. “Perang suci? Ini sarkasme ato dalam arti sesungguhnya perang suci menurutmu om? Heyaaaaaaa -_-‘ Maklum baca sambil jemur popok. Heuheu
Bedanken hehehehehee….
pm bung yg mana .. trims
Seingatku itu dilontarkan oleh Bush pas pidato di reruntuhan WTC, dia pake idiom2 yang disusun secara eksplisit tentang perang suci. Coba tanya Bung Iwan, dia tahu lebih banyak soal ini.
Aiih, aih dulu br baca
Agak “bingung” saya mencari makna dari tulisan Mas Marto di atas. awalnya saya menangkap pesan tentang bagaimana sebaiknya kita berinteraksi dalam persamaan dan perbedaan yang variatif dan fluktuatif sebagai INDIVIDU di dalam masyarakat.Tetapi kemudian kalau saya melihat beberapa contoh yang Mas Marto tuliskan di atas tentang Hitler/Nazi, Ahmadinejad/Shiah. menjadi berbelok maknanya. apalagi dengan kutipan salah satu ayat dalam Al-Qur’an. Tentu saja saya ingin mengingatkan bahwa interaksi dalam perbedaan berbeda bentuk antara kita sebagai INDIVIDU, atau kita sebagai BANGSA/NEGARA.. antar individu – antar Organisasi – antar Negara, dll.Tetapi maksud pesan bahwa kita tidak harus memaksa orang untuk sama itu dapat saya tangkap.
Anne frank aku pernah bc bukunya dh, tapi dlm bntk novel.. Eh tapi lupa2 inget. Buset dah mbah marto ngulik sejarahny bnyk pisan. Eike blom bkn, sakit jempol pake hp jadul mah. Netbuk jargnny kacau 😦
saya selalu “takut” kalau ketemu cak Marto 😀
Perang suci nenek nya si bush kali ya wkkwkwk
suggeng tepang
mantap neh. sekalian belajar sejarah….cb sekalia2 lirik lagunya pk lirik kak Rhoma Irama gt. siapa tahu ada yg pas hehe…
Xenophobia ini diturunkan juga to bung? Seperti kisah bagaimana Suharto memasang cap Ex-Tapol untuk orang bersinggungan dengan PKI dengan tujuan orang menjauhi? Atau melarang beredarnya buku karangan Marx? Atau seperti juga orang masa kini menghindari paham Orde Baru atau Suhartois? Kadang terdapat dilematis dalam memahami rasa ‘curiga’ dan ‘waspada’. Karena keduanya amat berimpit. Sedangkan agama memang menyarankan:”Hindarilah banyak sangka, sebenarnya sebagian sangka adalah dosa“. Komen nang lapake simbah ki mumet dewe…
Xenophobia adalah sifat individu, tapi bisa dibangun sebagai sistem oleh negara atau ideologi dalam doktrin yg dianggap sebagai salah satu cara untuk menjaga negara dan atau ideologi anutannya.
Anda mengidap Martophobia
Yup. Dead man’s shoes.
yoi.kalau gak salah ingat, “perang suci” juga dilontarkan Bush pada saat menyerang Afghanistan atau Irak. Entah yang mana aku lupa (Afghanistan atau Irak).Sempet dikecam kaum muslim di Amerika.
Seminggu pasca peristiwa 9/11, Bush memang menyelipkan kalimat dalam statement resmi gedung putih: “And the American people are beginning to understand. This crusade, this war on terrorism is going to take a while. And the American people must be patient. I’m going to be patient.”Kata “Crusade” yg sempat terucap dlm statement Bush tsb menggambarkan bagaimana alam bawah sadar masyarakat Barat thd Islam. Bertahun-tahun para cendekiawan, agamawan, budayawan, dan politisi berusaha menyembuhkan borok sejarah yg kronis. eh, tiba-tiba muncul peristiwa 9/11 yg telah membuat luka dan borok sejarah kembali menganga. Sehingga kini, mereka harus bersusah payah membangun kembali persahabatan dari puing2 kebencian yg semakin mengeras. Beragam ideologi dan ekspresi fundamentalisme tumbuh subur di dunia Islam dan Barat. Rasisme, Xenophobia, Islamofobia meningkat di banyak negara. Diskusi tentang isi pidatonya ada di sini, videonya ada di bagian komen ya
eh iya ini pertanyaane apik…Dan bukannya sampe sekarang ini masih berlaku ya? Kalo mau jadi pegawai negeri sampe sekarang pernyataan “Bukan ex-tapol atau kerabat ex-Tapol” atau apa gitu persisnya aku nggak tau. Tapi intinya kayak gitu
sumber tulisan dan foto ga disebutin ya Pak?
Ini lebih dr 2000 kata.. .. Tp ternyata ini gak diikutin lomba, cuma buat mbak lessy hahahha
hoei.. hitung lagi sist.. 999 kata tuh. http://www.wordcounttool.com/
tadi tak coppast, cuma 990, Cak :Dapa karena tagsnya xenophobia 999 jadi jumlah katanya disesuaikan 😀
Dan mari kita hargai perbedaan sebagai perbedaan, bukan pembedaan.Selalu dapat ilmu lebih tiap masuk sini. #eaeaeaeaea
Trims Yaya. Udah aku benerin tuh di kolom komen.
terbaca tak corrupt, jadi cuma 990.*Kalo yg 9 ga kamu kembalikan, aku segera ke KPK
duh aku salah eja… word count toll #eh
Nah, jawabanku buat Rasikin itu bisa untuk pertanyaan kalian juga Bro n Sist:”Xenophobia adalah sifat individu, tapi bisa dibangun sebagai sistem oleh negara atau ideologi dalam doktrin yg dianggap sebagai salah satu cara untuk menjaga negara dan atau ideologi anutannya”. Pas bukan? banyak cara untuk itu: Stigma, Labeling, Stereotyping, dstLabel ET pada ktp adalah contoh nyata, Orang Batak makan orang juga contoh, Babad Bubad juga contoh. dst..
Ini komen2nya seru bgt yak.. Ntar ah ke sini lagi
yg benar ‘cunt’? #eh kepancing
Kalau begitu Mas Marto tentu tidak phobia terhadap idiologi yang di bangun berdasarkan sifat seperti dalam Al-qur’an Surat An-Nahl ayat 90 . sbb :”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan”Ini juga bisa kan di bangun sebagai sistem oleh Negara datu Idiologi ?
Lho?! kenapa phobia terhadap hal yg baik?
Because even the best and wisest teachings can be interpreted differently in a very distorted way by some assholes who happen to have influence?
Jempol besar buat Mas Marto. Tapi kalau idiologi itu di beri label “IDIOLOGI ISLAM” bagaimana Mas ? enggak phobia juga toh ?
Betul sih, tapi kita jangan juga menjadi seorang Assholophobe, sampai mereka ngeberakin kaum lemah.
Apapun anutannya, sejauh tidak menindas yang lemah, silakan. catat: Saya bukan seorang Islamophobe.
Empat jempol lagi buat Mas Marto……….trims.
Wan-kawan, kontak saya ini mengijinkan postingan QN-nya untuk saya linking di sini. Silakan baca bila ingin menyerap komentar2 mana yang bersuasana xenophobic atau yang tidak. Itung-itung buat belajar:http://multiply.com/mail/message/rasikiniin:notes:45
Xenophobia paling susah untuk dibongkar adalah xenophobia yang dibangun oleh budaya atau golongan agama. Bagaimana ajaran Jawa mengatakan : “Cedak kebo gupak“, bagaimana para ulama sunni melarang untuk membaca karangan orang (yang-dianggap) Syiah seperti Ali Syari’ati, Murtadho Muthahhari dan lain sebagainya. Juga melarang mendekati ideologi Liberalism, padahal mereka membaca saja belum.. Saya yakin FPI dan ormas sejenis itu muncul justru karena reaksi akan fobia mereka terhadap ideologi yang mereka ‘asingkan’
si Xeno itu sebenarnya siapa sih? kenapa kita harus takut sama Xeno?
Xeno Gumira Ajidharma, I suppose?
Brotoxeno
Xenosaurus
Maturnuwun sanget Cak Martoooooooooo!! Wihiiiii begitu lihat hetshot merah mucul di daftar peserta saya langsung meluncur ke rumah ini.Tulisan multilayer yg asik dan penuh informasi, dan langsung dilengkapi dengan diskusi khas lapak cak Marto yg seru. Malam nanti saya locked ya postingannya.Sekali lagi terima kasih sudah ikut berpartisipasi dan menyumbangkan buah pemikirannya cak Marto ke lomba nulis ttg Xenophobia ini.
alhamdulillah ga ada lagi. selama bisa lolos test, aman hehe…
Kan kita Multiplyer Less..*gawring, sorry
ini mengacu ke HS-nya Cak Marto yang disotosop..pasti multilayer*tambah kriuk*
SARUPHOBIA detected !!
hahaha… ga mungkin lah kalo cak Marto termasuk ini, kebalikannya kang 😀
**** Ubermensch telah dikorup oleh Nazi menjadi Deutschland Uber Alles **** dikritik dari Jejeran Sleman, kalau Über Mensch dan Über Alles…itu memang HITLER, cuman dia bukan orang Jerman aslinya orang Austria…. Kill NEO NAZI….!!!
“Alangkah beruntungnya penguasa bila rakyatnya tidak bisa berpikir.” – Adolf Hitler ra nyambung yo ben
sama orang Austria juga gak diaku nih 🙂
🙂
Pak dhe sampun mbaca Mein Kampf?
Lho kan sejarahnya dia asal Austria…*** Wir wollen meine Heimat mit Deutschland zusammen wachsen lassen….****
XaruPhobia … anti mainstream
Aku sebagai pegawai negeri gak boleh, disini Verboten, hanya sedikit saja Lessy, tahun 1994 sebelum aku dipindah ke OST!!Semua buku² NAZI di Library Berlin masuk sejarah museum….
Asyuu…!!
You have beaten the unbeatable captain 69.
ya ampun kelasnya cak Marto gak usah ikut lomba menulis lagi dong, bisa tewas peserta yg lain ;p #Martophobia
XenoPhobia itu terkait sama fanateisme ga sih? Misalnya fanatik sama Persib, sehingga menganggap baju oranye itu indetik dengan musuh bebuyutannya Persija.Atau fanatik dengan produk Coca-cola dan turunannya, sehingga menganggap Pepsi dan generik sejenis bukanlah jenis air yang layak minum.
sure, i’m using “ajian nglimpe sakti”
Sebenarnya terkait, tapi contoh kasus itu tidak tepat, karena hampir tak ada unsur prasangka negatif terhadap liyan.The Vikings menganggap baju oranye itu indetik dengan The Jacks itu biasa, tapi kalo menganggap oranye adalah warna sial dan berprasangka membawa kekalahan, dia udah terjangkit.Dan Liyan itu harus dimaknai manusia/manusia yg punya identitas kelompok seperti ras (misal bangsa), atau anutan (misal punk).
Nek phobia terhadap orang-orang ‘suci’ pripun mbah.. begitu keliatan atributnya, langsung otak pasang radar anti-heuristic versi tertinggi
Itu kalo permanen jelas termasuk xenophobe, sampai dia bisa mengendalikan itu dan mengikisnya.
Skin Head kemudian memerangi sikap xenophobia di tubuh mereka dengan gerakan Skin Head Against Prejudism serta Red Anarcho Skin Head … pada masa pemerintahan Ronald Reagan, 2 biji varian Skin Head ini dapet perlawanan keras dari Skin Head yang berafiliasi ke Neo Nazi
“Berada diantara orang orang kampung yang menurut anda primitif, siapakah yang aneh diantara kita ?” (sinetron Si Doel Anak Sekolahan era 90an)”Manakah yang lebih menakutkan, orang orang primitif berambut keriting dengan busur dan panah yang menari perang, atau mereka yang menabuh genderang perang dan membumi hanguskan desa, wanita dan anak anak ? (alm Thomas Wanggai, OPM era 90an)
Membaca tulisan Mas Marto dengan serius :)Semoga menang.
jadimau kenalan nihh…???#Wani Piraaaa..?
Skin Head Against Racism n Prejudice (SHARP) Sering bertarung melawan Section 18, kelompok Skinhead garis keras yang mengambil nama dari inisial huruf awal Adolf (1 = A) dan Hitler (8 = H).
Trims masukannya Bro.. Ayo ikutan lomba.
Wah berasa tes IQ baca tulisan mas marto, n aku nyadar kl IQku ngesot krn ga semuanya bs kucerna dg baik. Tp intinya sih aku mengerti, ttg jangan maksain xenophobia ke org lain. Bener ga? Aku les menulis n membaca dg baik dan benar dong mas.Btw mas edwin, apa sih mkasud idiom dead man’s shoes?Sukses deh, sayang engga bs meramaikan perlombaan krn ga bs nulis n pengetahuan ttg xenophobia masih cetek. Coba lombanya mengarang spin off-nya xenomorph, ntar aku ikutan ihihihi.
Nah apa itu Lala? Ayo bantu share dong ilmunya..eh, ngaku ga bisa nulis tapi jago ngomik! jangan bikin orang lain jiper donks 😉
Itu lho, alien ciptaan sir ridley scott yg didesain HR Higer itu namanya Xenomorph. Aku suka, apalagi desain2 awal Giger, walopun kadang suka gidak xenonoh hahaaa :-)Hiyah kalo jiper mah namanya okeboophobia 🙂
Alamak, jadi ingat lagi. Aku justru suka desain awal dia yg bafomet ga xenonoh itu ha ha. Sayang yg di Prometheus kurang xenonoh…
Read this: http://politikana.com/baca/2010/06/04/dead-man-s-shoesYou’ll understand.And you’ll think I’m crazy to offer that idea.
— LOCKED —
Tulisan iki manteb, membuat pikir-pikir untuk ikutan kontes, tapi anehnya mengispirasi juga untuk ikutan kontesnya (bingung kan?)Khas tulisan mbah Marto, salah satunya adalah keterkaitan dengan sejarah yg lebar, blusukan, kadang analisanya seperti menyentuh samapai tumo-tumone sang pelaku sejarah. Sehingga terkesan nglamak kalau mau melangkahi uraiannya, yg tidak kita kuasai. Meski dampak lainya adalah membangunkan bawah sadar, lalu apa? njuk terus? menurutmu? yg gak kerasa tumbuh esai baru di kepala pembaca* 😀
Jangan pikir-pikir, ikut aja Her. Teman2 tahu tulisanmu sering inspiratif buat dijadiin bahan renungan kan? Apalagi topiknya ginian.
Locked!..eh salah..setuju!
bacanya dont say to seno dong.. ato senodong.. *ngakak dulu..baca ini jadi dejavu.. kaya penelitian sapa gitu..
tadinya mikir, nailak itu orang yahudi.. eehh ternyata.. “kalian” toh ya..
tulisan pendek yg lengkap 🙂
aku dah kepikiran idenya … cuman mo dijadiin tulisan kok susah banget yak … otakku lagi ngadat nih
lebih tepatnya mungkin tak kenal maka tak tendang…sebuah ketakutan yang sistematis namun bila berjalan spontan bisa merubah angka 6 jadi 9. seperti lorengphobia yang bisa membuat orang haluan kiri mendadak ikut jumatan…
jadi permanen ya cak?
sem ternyata boso walikan
Bisa dihilangkan kok. Yg penting membuka diri. Masalahnya, bagian itu yg susah 😉
wah, spoiler ki…
Not if we remember.
Hwahahaha… Jadi tiba-tiba ingat mendadak jumatan di gelanggang, saat dikejar gerombolan brimob pas masuk kampus
remember to yang maha kuwasa… ;))
Remember that growing up is the process of forgetting.
saya mendapatkan ilmu di sini.. sekaligus menemukan sosok cak marto dalam bentuk yang lebih jelas.. *terus terang selama ini agak blur.. agaknya pengaruh kacamata saya yang ternyata plus satu sekarang ini pengaruh juga ya.. hehehe
pikiran yang tiba2 sama dan tiba2 menelusuk hati..:)
saya suka kata nailak ini mbak tin… bikin saya senyum malu sendiri, karena tadi nyaris mau buka kamus nyari arti katanya… untung saya baca dulu sampai habis.. hehehehe
buang pikir-pikir,.. ayuk ikutan. sampeyan kan pasti banyak pengalaman sekitar itu jeng..
u can say: Martophobia 😉
kelihatan ya saya suka phobia? hehehe
qiqiqiqi… boleh juga…:))
Panjang banget tulisannya, hehe…Tapi bagus Pak Marto Ilmunya banyak sekali, salut aku membca tulisannya dengan penjelasan yg sangat masuk diakal.Thanks sharingnya ya Pak. Senantiasa bahagia jika perlobahannya menang.
Sama-sama Bung Ruddy.. (betul begitu mengejanya?)
kekekekekeke
“everybody is dork” kata Sydney dalam film remaja Sydney White 🙂http://serbaserbikehidupan.blogspot.com/2012/02/peoples-power-in-sydney-white.html
uwabot Kang. Tapi lumayan nyantol sitik2 lah ning sirahku. suwun nggih. 🙂
:-{ ))
Sekian lama tak membaca tulisanmu, reaksi yg sama seperti saat pertama …. Bengong. Well, no comment …. 😀
aku phobia sama yg berkumis lho kang. termasuk xenophobia ra?
kumis kucing ?
Salam kenal Pak/Mas/Kang hehehe. Aih, kerennya tulisannya. Saya share di wall facebook saya, ya. Apa boleh?
Terima kasih, salam kenal juga Davin. Sila dishare kalo memungkinkan bermanfaat.*wah formal banget aku.. 🙂
Dongengan yang sangat mengasikkan dan mencerahkan cak Marto :))Menjadi renungan diri…
Tengkiyuuu…*Lomba Xenophobia Lessy ini keren ya? Multiwalking di postingan teman2 dan membacanya, kita jadi tambah segar.
He..he.he..dongengan dikau dan mas Edwin kelas berat, penuh filosofi yang kudu dicerna tapi mencerahkan.
sama sama belajar bro.. 🙂
makasih Cak, Informasinya…
trims juga postingnya bung.
Xenophobia adalah sifat individu, tapi bisa dibangun sebagai sistem oleh negara atau ideologi dalam doktrin yg dianggap sebagai salah satu cara untuk menjaga negara dan atau ideologi anutannya.—-Suharto sukses niy
begitulah…
Eh ada mas jim morrison dipasang di sini. Mantaabb, lagune penak.
Salah ya?Ya wes aku aja yang nge lock.–LOCKED–:p
gile… gw dilocked oleh dua cewe berjilbab.*pada martophobic ya?
dan liriknya pas ya buat postingan ini?
Salam kenal, om/mas/bpk/mbah? 😀 Tulisan yang menarik. Saya minta izin utk kopi, ya.
Sila jeng… 🙂
gud…ijin copy..
Sila Imad..
Reblogged this on Martonesia.