Sumpah Pemuda (Edisi Revisi, 2010), dengan sebutir penambahan:
“Kami, ikwan-akwat Indonesia, mengaku beragama satu,Agama Islam“.
Ikwan dan akwat memang berasal dari Bahasa Arab namun tak harus mengacu pada keislaman. Abu Thalib berikwan dengan Abdullah bukan? Dan keduanya bukan Islam bukan? Pun sesungguhnya bisa saja ada Ikhwanul-Nasaro selain Ikwanul-Muslimin. Terlebih di Indonesia, ikwan dan akwat masih boleh memilih agama masing-masing. Toh begitu, Sumpah Pemuda edisi revisi itu memang tak usah dipercaya, saya sekadar bercanda. Dan saya berharap sampai kapanpun itu tetap sebuah canda. Biarlah ketiga butir itu tetap begitu. Tak usah ditambah ataupun dikurangi. Alhamdulillah, sejauh ini revisi tak terjadi. Namun kenapa canda yang muncul menyentuh Agama Islam?
Penyeragaman
Adalah lantaran buah kegelisahan akan geliat radikalisasi yang terjadi menuju arah Kiblat. Kasus penusukan Pendeta HKBP di Bekasi, perobohan patung Mojang yang juga di Bekasi, upaya penurunan patung Buddha di Tanjung Balai, penyerbuan pergelaran wayang di Sukaharjo, gagasan uji keperawanan, menutup aurat ketelanjangan patung istana, dan ratusan produk praturan daerah (Perda) bersuasana syariah, membuat saya ragu butir ke empat itu tak lagi mampu bertahan sebagai sebuah candaan. Mayoritas yang bisu dan tak lagi pantas sekadar disebut diam, pemerintah yang lemah dan tak lagi mampu menjalankan amanah keberagaman para pendiri bangsa, makin meyakinkan saya untuk percaya bahwa tak sampai sepuluh tahun dari tulisan ini saya ketik, tak ada lagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan pasti kelak tak ada lagi perayaan Sumpah Pemuda 2020.
Sebelum Indonesia bubar jalan kawan, saya hendak mengingatkan bukankah; Agama, ideologi, garis politik, ras dan falsafah, sengaja tak dicantumkan dalam Ikrar 1928 itu? Artinya apapun agama, ideologi, garis politik, ras, dan falsafahmu, tidaklah lagi penting asal ada keindonesiaan di dalam dadamu. Ini soal ‘Penyatuan’ kawan, jangan terjebak menyamamaknakannya dengan ‘Penyeragaman’. Penyatuan adalah bunga yang ditumbuhkan oleh semangat solidaritas, sedang penyeragaman adalah pagar batu yang dibangun penguasa fasistik. Baiklah saya kasih contoh pembandingnya. Adalah kisah lama tentang Pancasila yang ditelikung oleh penguasa Orde Baru (Orba) menjadi asas tunggal bagi organisasi apapun, sehingga ideologi, falsafah, garis politik, dan semua hal yang berbeda dan atau berlawanan tak bisa bebas atau hidup di dalamnya. Itulah penyeragaman.
“Biarkan seribu bunga bermekaran di taman,… asal semua merah“
Parodi satiris dari kutipan Mao Tse Tung.
Di dalam Ikrar 1928 itu meski ketiga butirnya tegas mengara
hkan ke satu hal, sungguh bukan penyeragaman semacam asas tunggal. Dengan kata kunci “Satu” dan “Indonesia”, ketiga butir itu dengan cerdik menyatukan keindonesiaan tanpa mengusik keberagamannya. Meski berikrar menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia , Anda tak dilarang berbahasa Madura. Di taman Nusantara, Anda boleh memekarkan bunga warna biru daun. Selain itu terasa bahwa butiran kalimat Ikrar 1928 disusun secara cerdas, bertenaga perlawanan, dan dengan redaksional para pujangga. Bukan doktrin fasis, bukan karya tentara.
Keberagaman
Fasisme adalah bagian yang melekat di dalam setiap agama, termasuk Islam. Namun tak semua agama berfasis-fasis dengan kadar kepekatan yang sama. Anda dapat mengukur kepekatan fasistik tersebut, misalnya dengan melihat seberapa massif tradisi milisia yang terbangun dalam sejarah agamanya. Semakin pekat kadar fasisme sebuah agama, semakin sulit untuk menerima keberagaman. Bagaimana kiranya dengan berita kronika Islam dalam kekinian keindonesiaan? Kalau mau sedikit merelakan bersikap plural, cobalah renungi kajian singkat ini agar Anda – siapa tahu – tak turut menjadi bagian yang memaksa diri merobohkan karya keragaman bangsa sebagaimana tabiat radikalis Islam di Indonesia. Atau mencerca sesanti – sesanti bangsa , misal dalam konteks ini Ikrar 1928. Atau kembali mengkaji jejak pesan suci dan memaknai dari sisi yang lebih manusiawi. Seperti saya mengkaji, namun sebagai perwujudan sikap plural, tentunya saya menyilakan Anda untuk boleh tak sependapat.
Islam akan terbagi menjadi 73 golongan. Siapa bisa memastikan bahwa Ahlussunah, Syiah, Wahabiyah, Ahmadiyah, ‘Liberaliyah’, Al-Qaedah, bukan bagian dari yang diprediksi nabi? Bukankah ini sebangun dengan Tuhan mencipta manusia berbangsa-bangsa? Bedanya memang terbaca pada fokus pesan suci tersebut. Nabi mengarah pada wilayah keberagaman keyakinan, sedang Tuhan ke keberagaman ras. Dan yang saya lebih tertarik membaca kedua pesan suci tersebut pada kalimat pengakhirnya:
“Islam akan terbagi menjadi 73 golongan”, dan kalimat pengakhirnya “Hanya satu yang masuk surga”. Saya suka karena terasa sekali niatan Sang Nabi memberi ruang ijtihad bagi umat, agar mereka berlomba mengarahkan keislamannya sebagai Islam sesuai kehendak nabi. Toh kalau tak sesuai, di sana nabi tak mengatakan “Masuk neraka bagi sisanya”. Namun agar tak tersesat, selalu ada hyperlink hadis tersebut menuju ayat yang melekat:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah (agama) Islam” (QS. Ali Imran; 19)
Anda akan kembali terjebak memaknai ayat itu sebagai sebuah penyeragaman kepada Islam, namun kalau tuntas menerjemahkan, akan Anda dapati suasana persatuan dan solidaritas:
“Sesungguhnya ag
ama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah (agama yang) Damai” (QS. Ali Imran; 19)
Saya membayangkan 73 golongan itu kemudian akan berlomba meraih ridha dengan menebar damai bukan lagi angkat pedang adu tinggi.
Sedang kalimat pengakhir berikutnya dari “Tuhan mencipta manusia berbangsa-bangsa”, dengan “Untuk saling mengenal”, adalah perintah tegas untuk berdamai dengan keberagaman. Bukan perintah saling bantai. Sekali lagi kalau Anda sepakat, saya mengajak Anda memilih memaknai Islam secara tak fasis. Memilih Islam yang tak cuma hijau atau putih, namun Islam nan colorful penuh semangat solidaritas kemanusiaan. Contoh bersahaja adalah turut membantu korban tsunami Mentawai, banjir bandang Wasior, letusan Merapi, dan bencana lain yang tengah mendera Nusantara tanpa melihat keyakinan mereka yang mungkin berbeda. Bisa jadi mereka kaum Kafir, kaum Pagan, atau apapun. Kalau tak mampu, usahlah menyampaikan sajak tak bijak atau ayat azab berbasis kedengkian dan ketololan.
Bloger Bersatu Tak Bisa Dikalahkan!
Weblog, atau secara singkat disebut ‘Blog’ adalah media yang dihadirkan jauh dari niat penyeragaman. Blog adalah media keberagaman. Sebagai seorang yang turut menyemi keberagaman, dengan bersuka hati saya menjadi bloger dengan menumpang Multiply.com. Media blog adalah media yang dengan unik terandalkan sebagai sarana berbagi informasi dan membangun silaturahmi. Ketakutan penguasa atas penguasaan informasi di tangan masyarakat yang berakibat pemblokiran harus saya lawan. Saya rasa untuk itu saya tak sendirian. Saya tak sudi diseragami, bukan berarti saya menyukai kekacauan. Penyeragaman adalah produk luput kaum fasis dalam memaknai persatuan dan kekacauan adalah produk gagal kaum anarki dalam memaknai peragaman.
Keberagaman kawan, adalah rela berbagi secara dialektiks dengan ideologi yang mungkin bahkan bertentangan dengan ideologimu, ataupun setia memeluk semangat solidaritas kemanusiaan terhadap ras yang berbeda dengan rasmu. Namun apabila pilihan yang ada hanya kekacauan yang beragam dan penyeragaman atas nama moralitas kesusilaan, saya pilih yang pertama.
________________________________________________
Hari ini saya memosting tulisan beraroma kejar tayang demi merayakan Hari Bloger Nasional pada 27 Oktober dan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. Tulisan ini juga semacam penyikapan atas peristiwa duka akan kinerja alam, juga penyikapan atas berita ketololan manusia yang tak menghargai keragaman.
Photo Sumpah Pemuda 1928 saya ambil dari Google, Logo pb2010 saya salin dari situs bersangkutan, dan Poster “Bloggers of The World” karys parodikal saya sendiri.
tag dulu, lg gak sempet baca panjang2
Wooo pertamaxe diinjek dheweeee
gpp, yg penting page one gan
KLIMAXXXXX
kejar tayang….. habis ni pasti suka ikut lomba menulis FF, fiksi mini dan segala lomba berhadia iPad hahaha
saya masih penasaran, apakah panitia Pesta Blogger akan memboikot tifsembrono dengan tidak mengundangnya? Kalau itu dilakukan, benar-benar kita kudu salut pada perjuangan blogger of the worls unite, dan tidak salut pada tifsembrono yang mau menghapus keberagaman Indonesia
hidup blogger
Hidup Blogger, Hidup Reny… uhyeah π
#ciyumtangan #ommartoart
eh.. itu kaki gue #kalem
Bauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu #kepretmbakreny ;-p
masih ngantuk aku pesen nomer Klimaxbelas dulu ya
KEREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEN!!!!
tapi disini (indonesia jaman sekarang) penggunaan kata ikhwan Ikhwat itu lebih khusus..entah deh yaa serasa ada gap klo ada orang minta di panggil itu..memang setahu saya itu adalah bahasa Arab..bukankan pengguaan panggilan ikhwan/akhwat sama aja.. kalau saya menggunakan sapaan dalam bahasa inggris dengan sebutan bro/sista??tapi kenapa lagi-lagi esensinya jadi beda yaa.
eeh Oom, koment dikau ke 13 tauk..Siaul iih.. Tiga Belas gitu looh hahaha..
Izinkan aku untuk menjamah jenggot putihmu
Hmmm, maybe there will still be NKRI. Negara Khilafah Rahmatullah Indonesiyah.
mengheningkan cipta mulai
Ikut mbacaaaa… :)Trimakasi atas pencerahannya…
Temannya Amerika Syariat
Kami kaum sepuh mengaku berbahasa satu Bahasa KaskusanKami kaum Yogya mengaku berbaasa juga Bahasa dagaduKami kaum gaul mengaku berbahasa satu bahasa alayberagam banget
Wah…postingannya keren, dan cukup berimbang.Cak, kok saya liat2 fotonya lbh mirip kayak Ahmad Dhani yak hahaha…
Pemakaian ikhwan-akhwat, akhi-ukhti, afwan, dsb, itu untuk memperjelas demarkasi antara kami dan kaliyah. Kami adalah calon ahli surga, kalian ya cukup di neraka atau surga kelas ekonomi. Itu juga bahasa sandi dari sesama kaum ikhwan-akhwat, bahwa there some brothers-sisters around, & you ought to join our group, rather than joining some laymen’s group, who will weaken your faith. The laymen group, esp who espousing leftist idea, or liberal one, will commit ghazwul fikr, weaking our mind, by introducing some rationalist ideas of ancient Greek, Popper the German, Descartes the French. Please beware my brothers.. afwan… akhi.. of the some liberal minded people like Martoart who advocates liberaliyah ideas!
ehhh ngomong2 gw udah ke berapax lagi nihtulisanya radaaa kusut pantes bir -e lagi kosong stoknyabakul sayuran lagi gak jualan hari ini secara seharian diborongdisuruh ikut upacara dan seremonial lainya
mbah, nek duwe akun ning gaweane mung komen ki termasuk blogger rak? @_@
And also someone whose name is imprinted inside “Keberagaman”.
sing penting koe nduwe,toh? Selamat, kamu blogger #salaman #peperinupil
My name is the sign of my followers: if you see some ‘agamis’ people, they are my real followers. Mind some ‘toriqot’ follower, who follow the way of Toriq (are there any Toriq here?)
Your followers are all fat?
Mengena telak…
Wakakakakakakaakakakakaaka!!!!
Bajindoooll!!! hahahah it is the ‘agamis’, not the ‘fats’ hahaha
Kaum Agamis= Kaumnya Agam FatchurrochmanKaum Pagan= Kaumnya kaskus, bukan begitu, Gan?
wakakakakakkakaka……
wah…bikin slametan ni…*lemparupil*
Kayaknya gw perlu buktikan bahwa Agam itu adalah bosnya kaum agamis, dg memperlihatkan foto gw berjenggot!
And picture of a slim you, to prove that all your followers are not fat.
SETUJU kang.. Mari kita kenalkan wajah Tuhan yang damai, yang pengampun, penguji dan penyayang, bukan sekedar TUKANG SIKSA, apa apa salah disiksa..
kalo ternyata si Agam emang gendut, boleh gak kalau gue bilang dia serakah? Lemaknya disimpen sendiri. Ga mau bagi bagi *curcol perempuan imut nan cungkring*
Koreksi: cuma agak sedikit montok…
betul itu bro…tapimenginginkan orang yang tidak suka keberagaman agar juga suka keberagaman seperti kita juga tidak demokratis. sama halnya orang-orang liberal yg ngotot membubarkan FPI dan ormas-ormas yg mereka anggap menghalangi kehendak mereka. orang-orang seperti itu juga harus dilawan. Bagi saya silahkan semua pihak mencari pengaruh lewat media apa pun. Apakah itu liberalis, komunis, atheis, agamis. dengan catatan siapa pun tak boleh melakukan kekerasan. Tanpa harus menyebar fitnah dan saling menjatuhkan. Siapa pun yg menang? itulah sunnatullah.
kalau montok karena angin kang, saya punya resepnya kok.. ini ada paku, gembosi peace
hahaha, gw demen komen yang ini..
Sepakat, sebetulnya Islam itu bermakna amat jelas, dia adalah perdamaian dan keselamatan atas kehidupan yang diberikan Tuhan.Dalam hadits Abu Musa Al-Asyβari, Rasulullah Shallallahu βalaihi wasallam ketika ditanya tentang orang yang paling utama dari orang-orang Islam, beliau menjawab:β(Orang Islam yang paling utama adalah) orang yang orang lain selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.β (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 11 dan Muslim no. 42)
lapisan lemaknya montok…lebih guede dong ya..ahahhaha *pissmaan*
wah, kalo pilihannya dua itu, saya pilih yang kedua boleh ga? hehehe
Yg terjadi selama ini sebetulnya kedua fihak (jika mau dibagi dua) sama2 mempunyai stigma buruk satu terhadap yang lain, disebabkan krn menutup pintu saling memahami, saling menghargai apalagi saling memuliakan. Keduanya sama2 takut untuk didominasi untuk kemudian takut didzhalimi. Maka yg terjadi saling curiga, saling berburuk sangka hingga saling menjegal kemungkinan munculnya fihak yg dianggap bersebrangan.Maka istilah jumlah (mayoritas dan minoritas) menjadi issue penting dalam konflik yang terjadi.Seandainya semua fihak mau berhenti sejenak dan merenungkan apa yang masing2 pegang teguhi, akan bisa melihat banyak sekali titik temu yang dapat merekatkan satu sama lain sebagai sesama makhluk Tuhan.
Aku akan membela pilihanmu kalau perlu dengan nyawaku jika ada yang melarang.
dan itulah yang gw suka darimu cak… ^ ^
trims bro, mengingatkan perdebatan lama nih. Tapi dari dulu aku masih memaknai bahwa Demokrasi bukan asal berbeda dan tak harus diberartikan dengan menerima semua perbedaan. Menerima hal yang melawan demokratisasi sebuah sikap tak demokratis tersendiri.
masalahnya bro, ada kelompok yang sering ketinggalan catatan itu di rumah saat ngambil pentungan. π
Winny yang selalu berniat baik dan membawa kesejukan,..Itulah kenapa ada terminologi Mayoritas-minoritas. Adalah kemelekatannya terhadap siapa yang berkuasa dan dikuasai, potensi menang dan yang dikalahkan. tentang pihak yang mampu mendominasi dan terdominasi, dan impact lainnya.Artinya kecenderungan keberpihakan kepada yang lemah bukan berarti bisa dimaknai bersikap tak adil. Mereka yang lemah lebih tak punya kesempatan menyuarakan sesuatu.Bersikap netral dalam konteks seperti ini hanya menjadi sekadar eufimisme dari sikap cari selamat. dan berpihak kepada pemenang zalim lebih menggiurkan, tapi memang begitu tradisinya sih.
kalo agam cuma kayak gitu, gw pasti anaroxis
setujuuuuuu……..
nice tought
ahhhh kaga seru !!!!yang reply cuman orang-orang yang sadar keberagaman,..postingan makmum
halah , ha sampeyan telat mau *nglirik kang marto
iya om, tak baca dari bawah ampe atas kok ga ada yg ngotot2an….mp kekurangan antagonis blakangan ini hohoo
meneng leee… iki lagi tak sanggong nang pojokan, biasane bocahe cuma nginjen. aku wis siap pentungan karo kti je malah rak njedhul-njedhul. trembelane!
Threesomocratic :))
musuhnya Yahudi Arabia
Don’t tell me you are planning to invite TamPar…
http://www.tampar.multiply.com
http://www.t4mp4ng.multiply.com
bok ya undang si Zenstrive, nek ora si Banyu. Eh, Zenstrive aja, Banyu itu brondonk eikeee #eaaaaa
ra mancing mancing nang kene, mengko do mutah
lik bimo enthuk 69 malah muntah-2
mutah ngendi siik kaaaang
ono mutah sing enak lho
ki wong loro malah dho main 69 nang kene, kono jak si tri ben sekalian threesome lehe oot.
Aihhh baru baca serius. Keren Cak*salamin cak marto.
Mending dikau minta ama Oom iNyong ajah..dese persediannya lebih buanyaak..masih mendinglah Mas Agam, ketimbang Oom Nyong yg tinggi guedeee.. π
tumben ra melu
Mas Marto, bagaimana: “..mengaku beragama satu, Agama Islam” kalau ternyata ada 73 golongan Islam? Memang betul segala sesuatunya dicoba untuk dipertahankan dalam satu bahasa, bahasa Arab, tetapi justru ini yang melemahkan dan dalam beberapa hal lalu dibawakan dalam bahasa Indonesia. Bukannya ini tanda-tanda bahwa tidak bisa menolak keberagaman?
halaah nyampluk-nyampluk, padune anuuuu
itulah pak,.. matematika saya lemah, makanya saya nggak beragama.
hahaha, kritik yang pedas.. tapi yang gw pelajari selama ini ga begitu akhi..penggunaan istilah ikhwan, akhwat, syuro, dauroh de el el itu awalnya disengaja untuk membiasakan kami dalam menggunakan bahasa arab, semakin terbiasa kami menggunakan bahasa arab maka semakin mudah kami membaca Al Quran (yang mana kami yakini itu sebagai ibadah), semakin mudah kami membaca Al Quran maka semakin mudah kami menghapalkannya (yang mana itu kami yakini sebagai ibadah juga), kalau kemudian malah menjadi penjelas demarkasi ahli surga dan ahli neraka, ya itu kesalahan pemahaman dari para ikhwan-akhwat yang melakukannya (atau gw yg dulu salah belajar kali ya? jadi beda pemahaman, hehe).terkait dengan ghazwul fikr dan pemikiran liberal, kami selalu diajarkan untuk menjaga akidah kami, karena bagi kami itu adalah pondasi keimanan kami kepada Tuhan, di mana kami pun meyakini bahwa ‘terganggu’nya akidah kami dapat mengakibatkan rusaknya keimanan kami kepada Tuhan. dan kami diajarkan bahwa ghazwul fikr maupun pemikiran liberal dapat ‘mengganggu’ akidah kami.walau begitu, kami tetap diminta untuk bergaul dengan siapa saja, termasuk yang atheis sekalipun, karena semua manusia punya hak yang sama dalam hubungan muamalah (hubungan keduniaan) dengan kami. kami juga diajarkan untuk berbaur namun tidak melebur, bisa seperti ikan laut yang walau berada di air asin namun tidak ikut2an asin. kalau kemudian ditemukan ikhwan-akhwat yang cenderung eksklusif, itu sepertinya lebih karena mereka masih belum yakin bisa berbaur tapi tidak melebur (atau memang pemahaman mereka salah), bukan karena kami diajarkan untuk menjadi eksklusif. karena toh pada faktanya, ada ikhwan seperti saya ini di tengah-tengah kalian. hehehehe.begitulah akhi agam, biar menjadi jelas adanya, agar nantinya kami tidak selalu dijadikan kambing hitam atas setiap kekerasan maupun radikalisme yang dilakukan oleh segelintir umat Islam.*semoga komen ini bisa bikin seru, hehehe*
gak percumah gw refresh nih halaman…mayan buat seger-segeran mata yang kena debu melulu
asem, malah bikin adem
hahaha, nunggu reply tanggapan nih bro… btw, online dari merapi ya?
aaaaaaarggghh!! siyal!!! ntar gw pikirin kalimat laen deh biar jadi rame
engga, udah turun. Ini di rumah.**diterusin OOT jadi adem niihhhh
@Omali : jadi penggunaan istilah gitu karena biar terbiasa bahasa arab yaa..tapi kenyataan di lapangan bukannya ekslusif.. Penggunaan Ikhwan/akhwat itu lebih ditujukan pada yg ilmu agamanya tinggi.ada looh akhwat yg cuma manggil sesamanya dg panggilan itu. sedang dengan orang lain baisa dg panggilan bhs ndonesia? Bukannya Ini udah terjadi Gap.lalu di sini klo bisa berbahasa Arab ada kesan orang itu ALIM??coba perhatiin MP, berapa banyak orang yg bilang Afwan akhi/ukhti..lebih berkesan dia seakan alim.ketimbang sorry Bro/sista..=> lebih mengesankan slengean..*eh ini komen nyambung gak sih, bodo aah nyalain kompor dulu.. π
Akhi itu kakek2Ukhti itu nenek nenek2patut dihormati, dijunjung tinggi *ngasal*
itu sih emang ilmunya aja belum ‘nyampe’ nit.. istilah gw ibarat anak SD, baru tau perkalian senengnya minta ampun, seakan dunia matematika hanya mengenal perkalian aja, udah deh dia nganggep dirinya paling pinter sejagad, padahal itu lebih karena dia belum kenal ilmu kalkulus..gw juga pernah di posisi itu nit, buat gw saat itu, selain yang dipanggil ikhwan-akhwat = tidak/kurang alim, dan yang berhak dipanggil ikhwan-akhwat itu yang penampilannya berjenggot, jidat item, jilbab lebar, de el el deh. tapi kemudian guru gw (istilahnya murobbi nih) ngajarin kalo surga bukan cuma hak-nya kami doang, semua orang berhak mendapat surga, asal mau mengusahakannya.dan kalo sekarang masih banyak ikhwan-akhwat baru ‘belajar’ yang berpikiran seperti itu (selain ikhwan-akhwat = tidak/kurang alim, dan yang berhak dipanggil ikhwan-akhwat itu yang penampilannya berjenggot, jidat item, jilbab lebar, de el el), maka gw sih nganggepnya mereka seperti anak SD tadi. biarkan aja mereka belajar sesuai daya tangkapnya, kita maklumi saja untuk saat ini, karena toh memaksakan ilmu SMA untuk dipahami anak SD kan juga susah nit.kalo proses belajarnya bener, suatu saat nanti pemahamannya akan sampai ke situ juga koq.*kayaknya malah makin ngademin gw, ah susah nih kalo udah jadi adek kelasnya bang luqman*
bhineka tunggal ika!!Berbeda tetapi tetap satu!Junjung tinggi bhineka tunggal ika!Junjung tinggi persaudaraan!!
ups cak marto, maaf nih gw bikin komen panjang-panjang..
Eh iya… Jadi mau berbagi.Dulu waktu aku jadi anak rohis (guaya euy) diajarin untuk bilang ikhwan akhwat sampe akhirnya aku tanya ke org2 yg ngajarin apa bedanya ikhwan/akhwat dengan laki/perempuan atau cewek/cowok??Well… Jawabannya punya kesan ikhwan/akhwat dah pasti baik. Padahal banyak yg aku temui itu justru yg dibilang ikhwan/akhwat itu ngeliat duit kelakuannya malah lebih parah daripada org yg dianggap cowok/cewek yg menurut mereka slengean.
waduh, kata ‘banyak’ di sini bisa menggeneralisir nih… ^ ^
diantara ikhwan dan akhwat ada syahwat lhooo ..
hahahaha!!makanya kami diajarkan untuk menjaga diri dari ikhtilat dan khalwat (apa pula itu??)
Dulu yg ngotot2an dg gw di Tampah siapa ya? Bangga jadi wahabbi
wahh.. udah gak pernah ngelongok postingan gw lagi kang,
mbaca tulisan… mbaca komen… jadi bingung mau komen apa..semuanya sadjah.. makasih sharingnya.. xixixi
Wah belajar banyak dari Omali neh.terusin2…
sialll 100 gw disikat
jadi inget ngomongnya Soeharto di pilem G30S:”penyiksaan yang dilakukan oleh para sukwan dan sukwati di lubang buaya ini.. bla..bla..pret..”
fotonya ganteng pisan… santa claussssss *mata lope2*
Sobat sma eike berjilbab besar banget, pas mo lulusan, eike larang habis2an kalo dia kuliah pake cadar (soalnya dulu pernah diskusi hot banget tentang ini). Eike bilang,”gak mau tauk, kalo kamu pake cadar, kita putusssss”Sekarang jaman kuliah, lingkungan kebanyakan ada yang manggil ikhwan akhwat. Di telinga eike cuma terdenger kalimat,”Kawat lo gimana, wann??” Bahh, eike gak suka kata panggilan itu. Makanya jadi jarang maen-maen ke mesjid kampus, hahhaaa..[daripada panas, abis sholat ehh sajadah eike dilempar seenaknya]Pas awal-awal ngampus, gabung bareng badan yang katanya paling eksklusif dibanding badan-badan yang laen. Ternyata, bener lohh. “Eksklusif” banget, sampe-sampe eike yang lagi pake baju seksi marhonay, langsung didepak dari “forum diskusi bebas” alias nggosip bareng ikhwan-akhwat. Cihh, habis manis sepah dibuang (kejadian beberapa waktu sehabis diceramahin sama salah satu pejabat badan tersebut, disuruh pake penutup aurat, tapi eike ogah)Selasa kemaren, baru aja keluar ruang ujian kampus, ngeliat pengumuman “Hayo ukhti akhi, buktikan kemuslimanmu, jangan cuma omong doang. Tiap jum’at, yang ukhti pake jilbab warna putih ya, yang akhi juga jangan mau ketinggalan pake koko warna putih.”Eike langsung senyum kalem ngeliat pengumuman itu tertempel di pengumuman kampus (biasa buat majang poster lomba ato pengumuman lowongan kerjaan).sorry mbah mart, curcol, hoahahaaa *kalem*after all, walo eike lumayan gak suka golongan “elit” ini, bukan berarti eike gak bisa senyum kalem dengan ikhlas tanpa dibuat-buat di depan mereka. Toh eike masih bisa jalan bareng ginanjar, tampar-tamparan bareng mira, ngece sak pol-pol’e bareng marita, who knows for life yaa…
huaaah enak bar nyusu jae karo reny
hakhh ge er banget!*kipas2 dari atas po’on kelapa*
Woh, wes tekan toh koe. Aq yo bar tekan omah. Malah ra iso turu je iki. Td qt nggosipin apa, kang Bim? Lali. *dilempar watu*
ora nggosip kok, kita cuma anu anu to :))
Artikel menarik, tak ada celah buatku mencela dan menekannya…Komentar menatrik dari banyak temen yang memang saling tertarik…Adu argumen yang semoga mencerahkan, karena tak ada yang mo mencari kebenaran subyektif…hemm… yawis kumulai OOT ahhh.. keknya celah yang ada ya tinggal OOT itu je..
kudune sih keblogeragaman, keblogeragamaan dan kebloger-o-o-t-an disebut sisan
udah mulai belom nih, oot nya
anu anuin anu toh, kang? hihihihihii
sapa mBah ,sapaa…?kae bolak balik nginjen nang omahku juga jee, giliran diwangsuli serius ra wani njegog taa…. wanine karo Renny…
padune mung ben diwenehi kaplingan we, sok ndadak nunjuk uwong ta sampean ki mBahh….!!!!huffttt *ketiban awu anget*
endi kancane Renn..? Lik BImo kok ra ngundang kancane taa…? Sing meh motret Merapi seka Ketep mau lho..!
untuk dekmaniezt;tentang cadar perlu gw sampaikan bahwa apa yg cak marto tulis tentang 73 golongan di atas emang benar ada kenyataannya, bahkan golongan ikhwan-akhwat tidak hanya golongan yg mengusung mr tif naek jadi presiden (presiden partai maksute), tapi ada juga golongan tahriri (hizbut tahrir), salafi (inget laskar jihad di konflik maluku?), jihadi (ini genk-nya imam samudra dkk), dan banyak lagi laennya. satu sama lain seringkali berbeda pandangan fikihnya. dalam konteks cadar, setau gw yg mewajibkan cadar itu yang golongan salafi dan jihadi, berbeda dgn para pengusung mr tif yg memandang cadar tdk wajib bahkan mungkin sunnah pun bukan.tentang ‘habis manis sepah dibuang’, mohon maaf bila ada di antara kami yang melakukan itu, tapi kalo gw boleh membela, kami diajarkan untuk menjaga pandangan karena dr pandangan bisa turun ke hati trus turun ke penis (aduh, keceplosan), karena itulah kadang kami ‘takut’ kpd mereka yg berbusana ‘open house’, takut jadi pengen gimana gitu. jadi mungkin hal itu secara tak sadar mendorong kami menjadi eksklusif.tentang ajakan berjilbab putih, kami meyakini bahwa berjilbab bagi perempuan muslim itu wajib dan perempuan berjilbab ‘lebih aman’ buat mata kami (hahaha, geli sendiri ama istilah ini), karena itulah di berbagai kesempatan sebisa mungkin kami menganjurkan tentang jilbab ini kepada banyak orang, mohon maaf kalau jd dianggap eksklusif. kalo tentang ajakan berkoko putih, itu mah kayaknya bisa2nya ikhwan kampus dekmaniezt aja yang gamau kesaingan seragam ma akhwatnya, hahaha. soalnya menurut kami baju koko bahkan gamis itu tidak wajib.begitulah semoga bisa memuaskan dekmaniezt dan membuat dekmaniezt tidak gerah lagi kalo di masjid kampus. bila dekmaniezt blm terpuaskan juga, mohon jangan minta gw untuk memuaskannya, karena gw sudah punya istri, maaf.untuk akhi ohtrie, mohon maaf bila ane tidak terprovokasi dgn ajakan oot ente. =))
kok para akhwat juga berlaku demikian ke eike yak??cihh, jadi mereka napsu ke eike juga… oh noooooo :”>
untuk akhi-akhi carrotsoup juga, Aku akan membela pilihanmu untuk tidak berlaku OOT, kalau perlu dengan nyawaku jika ada yang melarang…!!! [martoart Style]
Alkhamdulillah membaca tulisan terquote inipun jadi merasa lega karena akhi masih mendapatkan barokah Alloh berujud rasa geli itu..!
@carrot: Omali gak asik aah… malah guyur es bukan siaram air panas katanya biar rame.. padahal udah nyalain kompor juga. Dasar Omali emang gak bakat nih hehe
Jadi inget pas di kantor ada wacana bikin seragam..eh mari di mari kita tolak ramai-ramai hehehehe…
bikin seragam MP yook *Apa Sih*
om Carrot pancen oye prok..prok..prok..
@Nita: sebagai simpatisan OOTrie, mari qt ngobrolin drama Korea aja yukz hehe..
@carrotsoup. Gak menggeneralisasi. Tapi… Aku gak respek sama ikhwan/akwat yg aku kenal (sebel banget malah).Karena mereka gak bisa menerapkan ilmu agama yang udah mereka gembar-gemborkan ke org2 kedalam hidup mereka sendiri. Lain di mulut lain di tindak-tanduk gitu deh maksudnya.Menurutku nama “ikhwan/akhwat” itu bukan hanya sekedar hiasan atau pengindah secara fisik. Tapi itu adalah tanggung jawab.Wong hidup dengan baik dan benar aja banyak rintangannya gak sah woro2 bangga dengan keihkwan/akhwatannya.buktikan ajalah. Konsisten sama yang diomongin.Jujur aku dulu sempat masuk kriteria akhwat (jilbab lebar, pake rok dan kaus kaki), tapi berhubung aku sadar tanggung jawab yg aku pikul besar dan kelakuan maupun ucapanku masih gak beres. Daripada memalukan dan mencoreng pangkat akhwat, ya aku undur diri (jilbab biasa aja tapi tetap nutup dada, pake baju tapi gak ketat).Karena gak dipungkiri kalo yang jelek2 pasti jadi general kalo yang bagus2 jarang digeneralkan bukan??
>Om AliApa salahnya eksklusivitas sih? Suku, agama, individu atau organisasi apapun berhak eksklusive sejauh tak mengusik wilayah di luarnya. UUD 1945 pasal 28 sepertinya masih membolehkan orang bebas berkumpul dan berorganisasi, bahkan secara eksklusive. Suku Badui Dalam berhak menutup diri dari dunia luar, umat boleh ngumpul di masjid, dsb.Tak mengusik dunia luar dirinya adalah semisal gini: Para jilbaber menjauh dari kaum berbaju minimalis karena menganggap teradiasi dosa, orang badui berbondong ke kota merusak segala perangkat elektronik di sana, ngaji di masjid TOAnya merusak telinga tetangga, dst dst>Dik Manis,Aku juga pernah melarang dengan keras pilihan adikku untuk berjilbab. Meski dia beralasan mendapat hidayah, saya ancam dia dengan tak mengakui sebagai famili. Bagaimanapun ini demi masa depan dia. Akhirnya dia menurut….(Kalo nggak, mana mungkin dia sekarang jadi komendan brimob dengan kumis tebalnya yg penuh wibawa).
@Cak Marto: hahaha…gw pengen ketawa baca paragraf terakhir komen ente utk Dik Maniz haha…
Yang mana siih Cak Adiknya…apakah Lebih ngganteng dari kakaknya *emang kakaknya ganteng klo iya boleh deh di kasih liat dimarih hahaha..
udah lepas jilbab Nit, dah gak islami lagi. π
kempung ikk :((marai ngguyu kemekelen, ahh ahh
Asal Ikhwat (kalo cowok yang mana sih?) ga nyuruh gue yg pake baju lengan pendek pake jilbab aja. gila aja ya, mentang2 cuma duduk deket majid kampus g pak jilbab udah disodorin jilbab, disuruh pake mentang2 gue jawab agama gue islam. Polisi moral, moralnya sama aja kampret nya sama jemaah al-kapirun kayak gue. ciiiissss
soale maksa banget sih, ngehe. gue tinggal pergi, udah. iiiih kalo inget itu sakit hati sendiri. gue bilang enggak ya enggak, g usah suruh gue milih “mau pake jilbab atau pergi dr wilayah maskam” kampret. dikira mesjid punya bapak moyang dia aja? dikira masjid cuma satu?
eh, g taunya temen gue yg lain yg sama2 g pake jilbab dan cuma pake kaos lengan pendek enggak digituin. Apa karena udah keabisan jilbab, atau takut sama temen gue? blehek tenan.
atau guenya aja yang lagi apes karena tampang imut gue yang rawan kena tindas? entahlah…
reny ngejunk, marai ra beragam
dia mah ngupil.suruh pake cadar aja biar susah ngupil
setuju *nyodorin cadar ke reny*ren,,,itu cadar, bekas kolor babe gw :”>
horeeee rame!! bentar ya gw tanggepin, dengerin khutbah dulu ya, kesian khotibnya soalnya, jamaah yg laen pada tidur… :))
Kalau ngakunya beragam, jangan ada pemaksaan kehendak, dhuoonk….
Entahlah kalau bagi mereka2 yang maksa2 gue pake jilbab itu.
mending ikutan tidur ajah omali, lebih asoy…*setan mode on*
:)suwun buat tulisan bagusnya mas…..aku link ya…
Ho’oh…Aku tadi juga jadi jamaah tidur je, mski cuman berstatus makmum masbuh karna datengnya belakangan…Eh dateng telat dan belakangan tuh termasuk keberagaman enggak sihhh…?
ck ck,,,si om mintak ditabok sama si khotib :))
mampir kemari mas, bisa liat negeri islam timur tengah yg sangat beragam isinya:-)
nunggu kiriman tiket jakarta-kuwait pp
hehehe, tapi naik bis ya mas:p
Air Bus A300 boleh lah… asal jangan Foker
yah telat lagi*, seperti biasa standar tulisan yg komplit, racikane alus, bumbune gurih, dimasak sampe mateng*sibuk dapet order dari sing nulis :))
Order ab Caur heheehe…Ntar malem yg kaos gw duluin her.. hehe buat seba di PB2010 tengkiyuuuuur
Foker, governor of Jakartar?
meneng wae dik….aku lagi rada nesu kii…caturanku ra direngges karo sing duwe omahh, meh tak acak acak pawonne….!!
Sabar mas teri… eh mas tri.*Sembunyi biar ra di cakot karo mas teri.. Hahahahah
akhirnya gw bisa komen lagi di sini (abis disuruh-suruh mulu ama bos euy)..sebelumnya matur tengkyu pada cak marto atas ruang diskusinya.setelahnya, u/ ukhti dekmaniezt;wah, kalo emang begitu, silakan lihat kembali reply gw terhadap komen akhi agam dan ukhti nita, semoga menemukan penjelasannya di sana, hehehe.u/ ukhti lugusekali;hmm, kayaknya ga fair juga kalo mengatakan bahwa jilbab lebar, pake rok dan kaus kaki adalah identik dengan tuntutan untuk berpantat besar, eh maaf maksudnya bertanggung jawab besar, terutama tanggung jawab moral dan akhlak. sepanjang yg gw pahami, gak ada hubungan sebab-akibat antara pelaksanaan sunnah (dalam hal ini jilbab lebar, rok dan kaus kaki gw anggep sunnah, bukan kewajiban) dengan kualitas akhlak seseorang. contoh, bagi kami jenggot itu sunnah dan mayoritas ikhwan adalah berjenggot, lalu apakah kemudian ketika seorang ahmad dhani berjenggot maka otomatis dia punya tanggung jawab lebih menata akhlaknya dibanding foke yang berkumis? apakah kalo ahmad dhani melakukan perbuatan yang tidak baik maka dia harus mencukur jenggotnya? (maaf akhi ahmad dhani, ente ane jadiin contoh, hehehe)menurut gw sih, kalo ukhti lugusekali mau pakai jilbab lebar, rok dan kaus kaki itu hak ukhti, tidak usah takut di-judge macem2. karena toh mau berjilbab lebar, jilbab sepotong, ga berjilbab, ga pake baju, berjenggot, berkumis, berbulu ketek atau apapun itu, gw yakin semua manusia punya tanggung jawab yang sama dalam menata akhlak dan moralnya masing-masing.nah, kalo masalah beda ucapan dengan perbuatan, itu berarti menunjukkan orang tersebut bermasalah secara akhlak dan moral, tapi bukan berarti kemudian mereka menjadi dianggap tidak layak untuk berjilbab lebar, pakai rok dan kaus kaki bukan?u/ akhi ohtrie;terimakasih atas pembelaannya, tapi mohon maaf karena gw ga butuh pembelaan dari raja oot… wkwkwkwku/ ukhti renypayus;hahaha, ukhti anak UI ya? itu dulu termasuk yang gw kritik ke temen gw di UI. niatnya bagus, cuma cara pintas yang dipake, pemaksaan bukan pemahaman.u/ ukhti ibu presiden mp;gw sedih, kenapa sejak kasus omaliman mencuri ikan asin bu pres sepertinya menjadi sentimen banget ama gw? hiks hiks..*lama2 gatel gw komen beginian, hahahaha*
tanya cak!! *ngacung*itu maksud kalimatnya adalah bahwa tindakan tersebut salah atau benar menurut cak marto?
ckckckck, ternyata cak marto bisa juga melakukan tindakan tidak demokratis..=))
hehehe kira’in……..
ketemuuu…!!!!Fine makin gembrottt…. hihhiii
oh bagus itu …sebagai raja (huweekk, sapa sih yang ngasih gelar raja ituuuu, huffttt) saya hanya akan membela rakyat lemah dan kaum tertindas saja, jadi sebagaimana yang Akhi perlihatkan yaitu “mampu membela diri” sepertinya ucapan terimakasih akhi pun lebih tepat ditujukan kepada yang telah memberkan kasih kepada Akhi yaa*eh ini bukan bagian dari mencari popularitas OOT ya Akhiii… (huwekk) hihiiii…
Eike gak suka dipanggil ukhti, titik gak pake koma.Dan sakit hati eike lebih terpusat pada hal-hal berbau agama yang disangkutpautkan pada politik. Di mana waktu itu eike bergabung pada kelembagaan yang sangat kental berbau politik di kampus.Intinya, banyak sekali kaum ‘elit’ tersebut yang ikut bergabung di bawah lembaga politik yang sama dengan eike waktu itu. Pada awalnya eike masih bisa toleran. Tapi pada akhirnya, tetap habis manis sepah dibuang.Periode pergantian jabatan dimulai, lelang jabatan mulai diwacanakan. Sungguh sangat menggelikan, karena yang bergerak dan diusung-usung tentu saja harus berasal dari kaum ‘elit’. Boleh saja begitu, karena memang massa mereka tersebar merata di seluruh divisi. Eike masih oke-oke aja, siapapun tak masalah asal amanah.Sayangnya, sebagai salah satu orang yang menjabat ‘pejabat ahli’, eike cuma diundang kalo diingat saja. Alasan mereka, untuk melatih yang lebih muda. Dalam artian, menggodok bibit-bibit ‘elit’ baru yang lebih penurut.Well, eike pun mengundurkan diri dengan hormat dan lebih memilih tempat yang mampu mensejajarkan eike dengan manusia biasa lainnya.[fiuhh, untung eike gak minat ngedaptar di DPR ato MPR]Setelah sekian lama, muncul kabar yang membuat saya tersenyum miris. Pada kepanitiaan ospek kampus, eike memang tak berminat mendaftar karena malas berurusan dengan kaum ‘elit’. Tapi ada salah satu teman yang menceritakan, bahwa di seksi yang dia ampu (teman eike ini hanya manusia biasa yang jarang berorganisasi) diwajibkan menggunakan jilbab sampai kegiatan ospek berakhir.Akhirnya beberapa teman yang tadinya mendaftar, memboikot alias walk out dari kepanitiaan karena kebanyakan dari mereka tidak suka dengan kewajiban tersebut. Poin bukan pada jilbabnya, tapi pada cara yang ditempuh atau apapun itu namanya, eike bilang : keterlaluan.Eike tidak suka dipaksa, eike tidak suka pemaksaan. Karena menurut eike, itu semua pelanggaran kebebasan menentukan pilihan. Masing-masing manusia punya kehidupan dan bebas memilih jalan hidupnya sendiri.
ngomongin keberagaman..saking beragamnya, susah mencerna kata-kata yg beragam pula..ah, mending ngikut jamaah ootiyah..
bwt dekmaniezt, maaf ya klo trnyata lo ga suka panggilan itu, gw kan gatau.. gw jg males sebenernya dgn politik, apalagi klo agama dijadikan alat politik, walau gw setuju dgn politik yg agamis..
Sungguh tidak pantat bicara soal pantas di gudang saya ini.ttdpenyuka toket
Eike juga boooo…. iih Aa’ Ali gitcu deee..
mbaca tulisan ini bikin laperrrrrrrrrr … cari masakan arab dulu ah di jl sabang … :p
OMG…untung gw ketutup… ngeriii…ah klo lirik2 hahaudah cak bayangin belahan Jupe ajah yaa.. hehe
Membangun silaturahmi (eh, im) konon baik adanya, untuk saling mengenal, berbagi, juga berdiskusi dus berdakwah. Gaul adalah sunah, meski nggak gaul (atawa ekseklusip tadi) adalah hak.Namun nggak gaul lantaran bersuudzon ataupun benci terhadap the minimalist, rasanya gak klop dengan pesan suci Al-maidah 8,..Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Kok kebetulan ayat itu juga senada dengan pesan suci Kamerad Pramudya Anantatur,..Berlaku adil sejak dari pikiran.(dari beberapa sumber dan narasumber, saya meyakini bahwa saya tidak sedang bersuudzon dengan the jilbaber. Semoga cukup menjawab)
gw suka yg “eksklusive” Nit, itu tema yg sedang “in” di lapak ini.tetep ati2! wakakakaka
jiaaa,,,,si teteh marto gitu juga deh ihh
in the hoy, ahak ahakk.. ah iyess
asem ayatku dipotong… hu hu hu
dimaafkan dengan penuh keberagaman ^_^*nah loo
omong joroh!
kk
itu bukan dipotong, tp ditafsirkan sepihak.. hehehe
boleh lah kena diskon, yang punya lapak sih, wkwk
maksudku disini cara berpikir orang.penampilan diatas itu identik dengan Akhwat kan? orang2 taunya penampilan jilbab besar, kaos kaki, selalu pake rok itu ya akhwat, bukan ikhwan.nah orang pada umumnya taunya akhwat itu identik dengan tingkah laku dan moral yang baik.setuju???seperti yang aku bilang. cara pandang secara umum kalo yang jelek2 akan di generalisasikan kalo yang baik2 gak.makanya bisa dibilang kalo penampilan akhwat/ikwan punya tanggung jawab yang besar antara kelakuan ama penampilan.memang gak fair! tapi beginilah keadaannya.untuk ikhwan. mas jangan lupa, ada beberapa ciri lagi yang jadi ciri-ciri ikhwan dan orang pada umumnya melihat penampilan itu langsung men-judge dia ikhwan meskipun belum tau kebenerannya.mas tau??begini penampilan ikhwan yang sering aku jumpai. jenggot (gak mesti punya jenggot), celana diatas mata kaki (aku bilangnya celana mode, atau lebih dikenal celana cungkring), jalan sedikit lebih cepat dari yang lain, dan kebanyakannya gak mau melihat ke arah perempuan, jidat gelap (gak juga sih… banyak yang gak juga sih).ahmad dani? cuma menang jenggot doang. jadi mau dia cukur apa gak dia belum dapet embel-embel ikhwan. jadi orang mah sebodo teuing ama ahmad dhani. sorry ya Mas Ahmad.maksud aku dari sebelum-sebelumnya itu ya nama akhwat/ikwan itu identik dengan kelakuan yang baik.orang taunya mana ikhwan mana akhwat ya dari penampilannya yang khas.kesimpulannya : sayangnya gak semua orang berpikiran seperti mas. umumnya orang akan mengkaitkan penampilan dengan perilaku.sekarang saya tanya, tapi mas menempatkan diri sebagai orang awam yang gak punya pemikiran kaya mas (anggaplah orang-orang yang masih bodo sama agama). pada saat mas ketemu cewek/cowok dengan ciri-ciri penampilan luar seperti yang aku sebutin diatas (penampilan ikhwan/akhwat) dan tiba-tiba bertingkah gak selayaknya (misal senang gosip atau ngadu domba atau seneng main jotos atau mencuri), apa pendapatmu??kasus ini pernah aku jumpai dan menyebabkan aku malu semalu-malunya sebagai sesama akhwat-walaupun waktu itu jilbabnya gak lebar (kejadian SMA).well ada orang yg bilangnya “penampilan sih boleh kaya orang berpendidikan agama yang baik tapi kelakuan ancur. mending buka aja jilbabnya. gak ngefek tuh jilbab. gak bisa ngerem tingkahnya. mending penampilan biasa tapi kelakuannya baik”well kalo kaya gitu ya opo??gak ada yang melarang seseorang tuk sebodo amat dengan kelakuannya mau jumpalitan tapi penampilan akhwat/ikhwan. tapi aku sayangnya bukan orang yang menutup mata kalo tigkahku merusak nama akhwat lainnya. jadi aku gak mau merusak image para akhwat yang lain aja dengan tingkahku toh??
nah akika juga setuju dengan sanggahan dekmaniezt.banyak yang masih salah kaprah menanggapi orang lain yang berbeda dari kelompoknya dengan bersikap frontal.ini yang akika gak suka.
intinya itu sederhana kok. pemakaian kata ikhwan-akhwat itu untuk menunjukkan mana yg masuk PKS, mana yang tidak. gitu. yg merasa ikhwa-akhwat, merasa berhak masuk sorga lebih tinggi dibandingkan lainnya. yg tidak memakai panggilan itu, melihat PKS ini kumpulan orang2 yg dibrainwashed oleh murobbi2nya..btw, saya teman akrab anaknys Ust HA
Hidup pak Carrot… The next MP’s President!!!*kayaknya banyak amat yak yg gw dukung jd Presiden haha…
aaah deba malah mau ngadu domba niih.. mentang2 bentar lagi musim kambing dan domba beredar yaa.. haha
Kalau Anda semua sudah tak percaya ma wakil rakyat, jangan percaya orang yg ada di lingkungan mereka.Hahahahaha
dukung martoart !!
@Nita: tenang aja, saya pendukung setia-mu, Nit…*aww co cwiittt…
@Cak Marto: haha…berarti termasuk saya dong.Ikut dik maniz aja deh.kayaknya Cak Marto lbh siap jd Presiden.tuh dah nyiapin fotonya buat kampanye: Bugil, eh Blogger of The World hehe..
*setia menunggu jawaban Carrotsoup atas diskusi ini.biasanya jawbannya cool.udah antri paling depan neh hehe…
ancen kok, kan dalam rangka mengampanyenegatifkan jago sampeyan. hehehe
postingane apik, diskusine apik, berbagi ilmu dari berbagai sisi, sip ai laik it ora koyo sik sebelah2 rung ditemoni wis ndelik sik
hahaha, berkorbanlah sebelum dirimu dikorbankan.. itu petuah rasul Al Maulaniyah dan Omalidiyah
hmm.. jadi kalau boleh gw simpulkan, bro agam (ganti panggilan, takut ada yg protes lagi klo pake akhi/ukhti, hehehe) menganggap fenomena panggilan ikhwan-akhwat ini telah dipahami seperti itu oleh dua kelompok yang berbeda ya? kelompok PKS dan non PKS?Hizbut Tahrir juga menggunakan panggilan ikhwan-akhwat lho, dan mayoritas mereka anti PKS..
ustad HA tuh siapa ya bro?
itu bro agam akrab sama anak ustad HA, termasuk yang jangan dipercaya ga cak? wkwkwkwkPISS bro agam
nah, itu pilihan sis lugusekali dan gw hargai n gw dukung pilihan ntu..
ogaaaaaaaaaahhhh
embuh
kalau pengamatan saya. mayoritas kelas menengah itu sudah muak dengan partai, manapun partai itu. kenapa? jelas, nggak ada nilai tambah. maling duit rakyat semua.bedanya, konsumen PKS yg kelas menengah itu merasa mendapatkan pencerahan dg dakwah ala PKS, jadi ketika PKS tak berbeda dg partai lain, mereka menutup mata karena merasa mendapatkan hidayah atas dakwah ala IM. jarang ada kelas menengah yg berani membela partai mereka. para pemilih PD, GOlkar, dsb, tak berani bersuara di depan kelas menengah, misalnya melalui blog, twitter, facebook, dsb. Orang-orang ini yang kemudian membela membabi buta PKS, termasuk berani melawan sinisme kelas menengah terhadap semua partai.patut dicatat, kelas menengah itu SINIS KEPADA SEMUA PARTAI. jadi ketika ada orang-orang yg masih mau membela PKS, ya mereka termasuk yg jadi sasaran sinisme mayoritas kelas menengah yg muak dg partai.Inilah mengapa ada fenomena tranpamole, carroutsoup, zenstrive, syiarislam ketika bersuara membela PKS, menjadi sasaran sinisme MPers dan secara umum di kalangan kelas menengah anti partai
apalagi Partai Kathok Setengah-cingkrang gak pernah membela kaum bencis :(( ciihhh, tapi eike gak sinis2 amat kokk….
Karot beda Gam. Tidak tipikal hit n run . Cara berargumen dia ane suka. Tartilnya jelas dan strukturnya mantabs. Fokus, dan cukup mampu memapar perbedaan pendapat, asal kita cukup cerdas membaca balasan komennya.Karot tak termasuk golongan orang2 yang ente sebutin itu, tapi masukkanlah golongan musabirin… aaaaamin.
aminnn…
kalau gitu sebaiknya tranpamole, zenstrive & teman2nya perlu belajar ke carrotsoup: bahwa memilih partai, bangga dengan pilihannya (meski bagi kita layak ditertawakan), dan memberikan alasan yg masuk akal kenapa bangga pilihannya itu (lagi2 dg konsekuensi dicibir kelas menengah yg sudah terlanjur tidak percaya partai), tidak harus dengan asal ribut.mantabs.gw sih tetap mencibir semua partai, termasuk pilihannya
waaaaaaaaaaaaahhh!!!! dipuji cak martoooooooooooo!!!*girang lari2an keliling kampung*
wah kalo seorang Martoart dah bertutur gini, musti siap siap ganti baju nihh….Wudhu dulu trus sholly n abis itu masuk jama’ahnya Om Carrot,Missi dakwah anda berhasil Om Carrot….!!!
oya, satu catatan bwt bro agam.. seinget gw sejak awal gw ga pernah secara langsung membela atau membanggakan PKS deh..komen2 gw yang diniatkan memanaskan tulisan cak marto ini kan awalnya membahas masalah stereotip bro agam terhadap segolongan orang yang memakai istilah ikhwan-akhwat dalam keseharian, terutama kalimat ini “Pemakaian ikhwan-akhwat, akhi-ukhti, afwan, dsb, itu untuk memperjelas demarkasi antara kami dan kaliyah. Kami adalah calon ahli surga, kalian ya cukup di neraka atau surga kelas ekonomi.”anyway, gw salut ama temen2 semua yang komen di sini (apalagi sama yg punya rumah), diskusi pro-kontra santun kayak gini jarang gw temuin di tempat lain… so, cak marto sudah bolehkah daku meng-add dirimu sebagai kontak?? *kedip2 menggoda*
hahahaha… silakan mas ohtrie, jamaah Al Maulaniyah dan Omalidiyah terbuka bagi siapa saja yang dianggap layak.. ; p
wakakakak….ada lagi ni Om Carrott…. ada surga yang dalam team rescue enggakk…? so kagak kenal ekonomi pun bisnis , eksekutif serta VIP.
itu gw cuma kopas komen bro agam.. kalo gw sih surga kelas apa aja asal surga, gw dibayar berapa juga mau dah masuk ke sana…… ; p
beneran nih Ommm, maukk..?!!hayok Ommm, Om Carrot di surga yang bagiannya nyempil n pinggir aja yakkk…!Tapi tenang aja bakal banyak hiburan kok disana, karena dibawahnya ada neraka yang menyajikan banyak sajian (dalam kutip) penyiksaan. Namun gak ada jaminan sekiranya Om Carrot ikut kena uap dn awan panas neraka itu lhoooo… hihi.. yang pasti keknya bisa sambil bakar jagung owk….. *gubrakk… makin berimajinasi ala setan..*
*maap newbie*Eike pernah baca tapi lupa di mana, juga pernah diskusi tapi lupa dengan siapa, dan karna gak minat memahami, jadi sebatas tahu aja sih…makanya gak terekam di memori dengan sempurna *maap*So, CMIIW :::Karna tiba2 tulisan di sini berubah haluan mengarah pada satu golongan, partai, ato apapun namanya, bahkan jika bisa digolongkan sebagai “kelompok belajar” sekalipun yang selalu belajar sampai mati, maka eike menjadi sangat tapi gak amat penasaran.PKS. Sebut saja begindang.Entah kenapa, malah jauh dari kesan akhwat-ikhwan. Karena dari style-nya yoo… Ketika eike liat di tipi, para ikhwan gak pake tuh yang namanya jubah-jubah gitu. Memang sih untuk akhwat-akhwat memakai jilbab besar, tapi gak pake cadar to? Tapi entah bagaimana tampilan di belakang layar, karna eike gak ambil peduli, jadi gak eike perhatikan.Sekalipun begitu, perhatian eike malah tertuju pada FPI yang kalo gak salah singkatannya front pembela Islam.Pernah mempelajari, bahwa dalam tubuhnya terbagi menjadi beberapa golongan. Dan salah satunya eike masukin ke golongan brutal-isme. Gimana enggak? Tiap ada berita, gak jauh-jauh dari tema pengrusakan.Perusakan hotel tempat diadakan pemilihan Ratu bencis misalnya. Ato kejadian di monas dulu. Aihh..Di sini pemikiran eike menjadi terbelah dua. Di mana sosok PKS adalah mengelus umatnya dengan halus, dan sosok FPI mengelus siapapun dengan tongkatnya. Di mana PKS masih bisa ber-style american ria, dan FPI yang jelas2 gondrong, berjenggot, bersorban, berjubah, yang bikin brrrr tiap mobilnya lewat. Anyways, walaupun begitu, eike masih bisa memberi nilai tentang keberadaan PKS, mereka berpolitik manis. Yang di mana eike tetep gak suka kalo agama dicampurbaur sama politik. Tapi, seperti salah satu pepatah yang pernah dilontarkan kepada eike, “PKS? Mereka kosong, mereka ompong. Mau ditembel kaya apa, tetep keropos gitu.”Teraker :::salam super maap dari eike, karna tiba2 merubah jalur perbincangan dengan menambah sosok FPI di sini :(( iks..
Ane ga yakin mereka mau. Sebaiknya juga kelas menengah yg biasa main cibir juga belajar. Belajar agar tak terpola komen ala yang elu tentang tadi (yg utek cupetnya amat Zensitrive atau yang ringan tangan suka Trampole pale orang laen).
Dik, coba pake istilah yg politically correct kalau yang kamu maksud adalah golongan mereka yg suka bertindak brutal.Anarchism sesungguhnya adalah sebuah ideologi, yang di beberapa sisi justru non-violence, anti-brutality, dan beberapa hal yang acap tak dipahami sementara orang.Anarchism adalah penentang utama fasisme dan monarki. Bung Karno amat menghormati ideologi ini, bahkan beliau sempat menulis khusus di sebuah harian nasional kala itu. Di masa Orba yang fasistik, Anarchism menjadi ancaman (karena termasuk di wilayah ideologi kiri), karenanya sering distigmasasi sebagai biang rusuh. Hingga warisan kesalahkaprahan itu kita temui dengan seringnya orang asal pakai istilah anarki dan anarkisme pada hal yang tak tepat bahkan salah.semoga jelas.
cak, numpang nge-link http://carrotsoup.multiply.com/reviews/item/20hehehe, mohon maaf bila tidak berkenan
thanks for correct me..
Waduuh, saya ketinggalan diskusi yang menarik…jadi melebar ke partai.:D
wew….ada pembahasan menarik disini*numpang baca om*
terimakasih untuk tambahan ilmunya….:)
ouw gitu ya….wah makasi om *numpang belajar*
menyimak saja lah….
menyimak sambil ngobrol sama jangkrik “krik krik krik krik krik krik krik krik kriuk” -_+
Mosok cuma 73 sih, Kang. Ya belum tentu ‘lah.Islam kan agama modern dan saintifik. Siapa tahu yang 73 itu baru kingdom-nya tok. Masih ada filum, kelas, ordo sak piturute sampai spesies dan varietas.Aku menekankan ritual menyembah duit. Ada yang fokus ke qunut. Ada yang antirokok. PPP. KTP. Penunggang azab. PKK. PKS-PSK. Sok PD.KNTL, TMPK, JMBT. Etc. Wallahualay.
Di luar Kingdom bid’ah (soalnya ane dah diwanti2 MUI nih), tapi kalo ente mau okelah ane kasih 74 gimane? Kaga ane kasih kalo bikan sohib ndiri.Di toko sebelah malah bilang “Di luar gereja ndak ada keselamatan”. piye, terima gak 74?
pengen ikut komen cuma ilmunya belom nyampe…jadi kapan mas marto mau buat facebook nih?hihi
pengen ikut facebook cuma ilmunya belom nyampe..jadi kapan Echan mau ikut komen nih?hihi.
Selame kagak ade agenda susupan propaganda liberalis, ane terima. Huakakaka….Itu gereja dibikin di bunker dalem banget kali, ya. Dikata orang bakal cilaka kalau kagak masuk ke situ.Sebagai WN Vatikan, ane malu. Malu….
wikiki ternyata wakaka ternyitipenyeragaman? kenapa hanya di paksakan pada agama?kenapa tidak antar suku? ras? sifat? adatbukankah kita, misalnya adat jawa sopan pada yang tua, membungkuk dl, sedang di suku lain adat menghormati juga lain, nah kalau adat itu dilanggar apa ada masalah? tentu. bener tidak?tidak usah jauh jauh, di sekolah, penyeragaman anak sekolah walau diseragamkan SD atasan putih bawahan merah, SMP atasan putih bawahan biru dan SMA atasan putih bawahan abu-abu, niatnya juga sama kan biar tidak ada kata saling disana, namun sekarang kita lihat. tetap saja ada perasaan saling mengungguli disana, mulai yang bajunya model luarlah walau tetep putih abu2, ada yang sepatunya dari sinilah, tapi juga ada yg bajunya tidak pernah di cuci sampai karatan terkena jemuran.. menurut mus manusia tidak bisa diseragamkan. semua punya pribadi sendiri-sendiri, kita hanya bisa saling menghormati, ya itupun kalau punya rasa hormat.
Wakika ternatita.Fasisme melekat di ajaran setiap agama, bukan berarti di ajaran pramuka nggak ada ker! Nah kenapa arahanku tampak hanya ke agama? Ya karena konteks dan situasi yang berkelindan di sekitar kita saat ini. kalo yang punya ide ngerobohin Patung Tani adalah para pramuka lantaran beralasan pak dan bu tani itu tak tampak pramukais, ya para pramuka itu akan aku bahas di sini. Tapi aku gak tahu apakah komenmu ini sekadar pertanyaan retoris? Tapi semoga balasan ini sesuai yg kamu maksud.
Itu quote yg bagus darimu.Tapi juga jangan lupakan bahwa manusia punya semangat berkelompok, sebagaimana naluri binatang, sebagaimana tradisi mahluk sosial. Intinya sudah tertulis dalam quotasimu yaitu saling menghormati. Mau kolektivo ataupun soliter dia.
Ikut komen adalah sebuah tingkah laku, tingkah laku dipengaruhi oleh dorongan atawa motivasi. Dorongan/motivasi tidak akan muncul jika belum ada proses kognitif sebelumnya, entahlah proses kognitif itu matang atau tidak.[dirubah-rubahsedikitdaripikirannyaOmKurtLewin]intinya:saya suka laman ini. Salam kenal! dan sungguh sangat tidak berkeberatan sekali untuk terus mengikuti perkembangannya..hehe..:D
Bila begitu, kenapa hanya islam? bila kita lihat agama yang berpengaruh besar dalam fasis adalah yahudi yang bekembang biak pada diri orang-orang israel. mereka memang benar tidak terlihat keras, namun pemikiran2 mereka menguasai dunia, hingga bisa merobohkan negara2 besar tanpa harus berlelah2. Yahudi juga terpecah menjadi beberapa golongan, dan nasrani juga terpecah menjadi banyak golong, *ini juga disebutkan dalam hadist nabi,*Manusiawi memang diperlukan dalam menghadapi musuh, bukan hanya radikal, tapi agama menurut mus tidak bisa di manusiawikan. kembali ke sejarah, tatkala nabi diajak kaum kafir quraisy agar bergantian dalam menyembah tuhan masing2. dengan maksud biar sama-sama dan tidak terjadi perpecahan diantara kaum quraisy. Lantas apa yang di ungkapkan dalam Alquran?Aku tidakkan menyembah pada apa yang kalian sembah, dan kalian tidak menyembah apa yang kami sembah.bila kita teliti secara bahasa, disana Allah memakai kalimat fi’il mudhori’ [kata kerja yang dipakai untuk menerangkan hari ini dan sampai tak terbatas waktu] untuk nabi muhammad. Sedangkan untuk kaum kafir quraisy Allah menggunakan kata subjek [yang maknanya apa yang melekat pada diri mereka berupa menyembah pahala dan sbgnya. yang sewaktu2 bisa berubah menjadi islam] Ini menurut kajian bahasanya. Dan di akhir surat di firman laku dinukum waliya din “kalau terjemah yang lebih benar secara leterlek” kau memiliki agama dan aku juga agama. jadi yang jangan harap kami [islam akan menyembah apa kalian sembah dan kalian menyembah yang aku sembah.Dan sekarang kita buktikan apa yg terjadi setelah ayat itu turun? Apa pernah terjadi pertengkaran diantara Nabi dengan pamannya Abu Tholib?, Abu Lahab? yang ada malah kaum islam disiksa untuk menyembah kembali berhala. danga mengapa kaum muslimin dikalangan sahabat itu tidak mau kembali menyembah berhala? dan memilih di siksa? karena tidak ada agama yang benar disisi Allah selain islam. Islam memang berasal dari kata Salam yang berarti keselamatan, bukan kedamaian. kalau damai dalam bahasa arab adala As Sholah pakai Ha’ bukan Ta’.Kita tidak perlulah mempertanyakan tentang mengapa agama ini begitu dan begitu, cukuplah pahami diri ini dan tetap bermanusiawi seperti pasukan muslimin di perang salib, yang behenti menunda perang hanya karena komdan perang lawan sakit. perang ini perang agama, tapi kaum muslimin juga masih dilandasi kemanusiaan. tidak seperti mereka yang menyerang dikala manusia tertidur lelap.maa panjang euy
nah, menurut gw, itu yang patut ditiru dari yahudi
Ah, udah aku jawab Mus, ini sesuai konteks yang melatari tulisan ini, bukan yang melatari penulisnya. Yang merobohkan patung Mojang di Bekasi tuh bukan Pramuka Gudep IX Bekasi (hehehe).
Agama lekat dengan fasisme Mus, tapi bukan berarti sisi lain tak boleh melekat. Wah kamu baca lagi deh, aku tulis bahwa kadar fasis tak sama pada masing2 agama.Nah kalo menurutmu Yahudi (dengan tidak terlihat keras) mampu berkembang n pemikiran mereka menguasai dunia, kenapa gak pake aja strategi mereka?
Struktur komentarmu agak susah gw cerna, itu hanya soal tata kalimat, tapi gw yakin niat baik baik jelas terbaca di situ. Penjelasanmu ttg arti ‘Islam’ telah turut memperkaya tulisan ini (buat pembaca yg lain, ayo thanks to Moes), namun memang tak sedikit yang mendekatkan arti ‘Keselamatan’ ke dalam pemaknaan ‘Kedamaian’.Menerjemahkan kata ke dalam ‘Arti’ dan ke dalam ‘Makna’ memang memiliki konsekuensi berbeda, tapi biasanya tak begitu jauh mencipta beda. Keselamatan dan Kedamaian jelas berarti yang beda, tapi bermakna senada. Toh misal aku terjemahkan (secara santai); “Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah yang membawa kelamatan”, tulisan ini tak gugur pula kan? Kecuali mulai ngeyel secara sektarian bahwa keselamatan bersifat ke dalam dan kedamaian bersifat ke luar. Ada yg berpendapat begitu, tapi pasti bukan kamu (sebaiknya), dan ane ogah tanggepin yg kek gitu.
Sebaiknya jangan pernah merubah kecuali fierfox, sebab merubah artinya menjadi rubah. hehehe…Salam kenal juga. Trims.
Bukan bermaksud mencurigai, tp knp peristiwa penyerbuan pergelaran wayang di Sukaharjo hanya diberitakan oleh sebuah media berbahasa Inggris di Jkt. Smtr media2 mainstream, tmsk lokal (mis. Solo Pos, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka) justru tdk memberitakan sama sekali…
Tak bermaksud mencurigai kamu Nus, tapi kenapa pertanyaanmu berdasar ‘Bahasa’? wakakakaka(Datanglah ke HOR sore ini, ada ketan, jenang sumsum, dan sedikit diskusi. ku tunggu)
mantabs!!
perlu di garis bawahi, disana dalam struktur bahasa, ada yang namanya satu diantara jumlah, atau juga sebaliknya. maka sama halnya dengan ayat tersebut, disana Allah berfirman Inna Addina Indaallahi Al islam, nah disitu tidak ada kata umum karena pada kata Addina ada alif lam, kalau dalam kajian bahasanya sesuatu apapun dr kata benda atau sejenisnya yang diawali dengan alif lam maka itu sudah diketahui, jadi agama yang disebut disitu sudah jelas menjurus ke Islam, namun diperkuat lagi oleh Allah dengan tambahan di akhirnya Al Islam. Sebuah nama yang juga ada alif dan lamnya. beda lagi kalau disitu tanpa alif lam.Kalau tanpa alif lam, anda bisa menterjemahkan itu sebagai kedamaian, keselamatan dan lain lainnya.. Tapi berhubung disitu ada alif dan lamnya. Maka itu adalah sebuah nama yang memperjelas agama yang sudah jelas tadi.Beda lagi kalau mengkajinya bukan Alquran, tapi kalau alquran ya jelas yang disebut disitu Islam, karena alquran diturunkan untuk kaum muslimin.semoga dapat dipahami.
Lain waktu mus pasti datang, kalau pulang. boleh?
Sangat dapat dipahami Mus. (Tapi begitu kalimatmu makin terstruktur, aku malah kelabakan menjawabnya. he he..)Anyway, penjelasanmu makin mantabs, tapi setidaknya di kalangan mutafsirin sendiri acap terdapat beda soal bagaimana memaknai ‘alif’ dan ‘lam’ (termasuk Alif dan Lam dalam Allah. Aku percaya kamu lebih paham, tapi aku tak ingin memanjangkan debat ke arah ini) dalam tata bahasa, dan kamu pasti telah duga, aku termasuk yang lebih tertarik ‘membaca’ secara liberal dibanding secara literal. kamu pasti tak puas dengan ini.Dan kalau secara literal Alquran hanya diturunkan buat muslimin, he he.. menarik nih, ayo kita kita ajak kaum muslimin menurunkan toa di setiap masjid.
Ayuk pan-kapan ke HOR bersama Luqman.
Ayolah Mus,.. kamu bukan Jailangkung yang datang tak diundang pulang tak diantar. Datanglah bersama Jailangkung dan Jaisubiyakto sekalian.
Toa? apaan nie pak tua? Speaker maksudnya?Alquran diturunkan untuk kaum muslimin, tapi islam dan nabinya rohmatan lil alamin. Islam dan Nabi muhammad diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh mahluk hidup.
hahaha saya nyata, beda pendapat itu pasti adamanusia, mahluk yang tidak bisa berkembang tanpa adanya perbedaan.maka dari itu saya sediki terpanasi dengan tulisan ini.Ada perkataan yang unik, seberapa iman seorang pada tuhan selain Allah, maka bila ia mempelajari Islam yang sesungguhnya maka kan luluh seperti pasir sungai terbawa air. π
Iya. Sengaja menyebut merek TOA (sengaja nggeneral, bermaksud ngelucu).Diskusi ttg Quran, nabi, dan Islam pasti menarik, menggoda, tapi sayangnya aku lebih menjaga agar alur lapak ini tetep fokus. Cobalah posting itu Mus, aku akan dengan senang hati bertandang (meski tak ada bir di sana).
Aku sangat bisa mengerti kalau yang punya perkataan unik itu orang yang tidak bertuhan selain Allah. π
wekekek maaf. kalau tulisan yang buat komen, tidak pernah saya unggah. biarlah tetap menjadi komentar. semoga bermanfaat.mengapa mus mengajak diskusi mengenai alquran? karena diatas ada ayat alquran walau hanya sebatas terjemahan tapi sangat perlu diluruskan, mengenai para penafsir setelah tadi di cek, tidak ada perbedaan pendapat mengenai ayat tersebut di kalangan para penafsir alquran. π
gak ngerti aku maksudnya ini Mus?
Kamu tetap boleh berbeda. Mungkin bagimu ada rel yang perlu diluruskan, tapi keretaku beroda fleksibilitas. Tak apa.
yah begitulah kok saya jadi tidak paham juga hahahaa
owkeh kalau bgitu silahkan diarahkan kembali jalurnya ke arah yang benar. biar tidak tabrakan kayak senja utama dan argo bromo hehehe
Bagimu ada rel yg perlu diluruskan, bagiku tak perlu selurus itu sebab roda fleksibel keretaku tetap melaju nyaman.Tak penting jalan yang ‘benar’, lebih penting ‘jalan’ yang benar. (MA, 5 Nov 2010).
wekekek.. owkeh..memang jalan itu banyak…jadi ya silahkan dipilih kalau begitu..
Deal! Angkat gelasmu kawan, kita bersulang..
saya pilih jabat tangan saja ya.. hehehe
ok, sebatas itu dipenuhi. tanpa sun-sunan.
woww!!!!komenku ini komen ke 256!!!kereeeeeeeeen!!!!!
Lho? ini angka yg sangat biasa. girang amat Fine? kekekek
andai semua orang berfikir kayak gini, ga akan ada bakuhantam antar manusia atas nama agama.
that’s nice π
penggemarmu banyak ya Kang?komen selalu bejibun wkwkwkwk …semoga aja ga bakal terjadi yang kita khawatirkan … pengislaman seluruh NKRI