[Tulisan untuk mengidupkan malam di bulan penuh rahmat]
Apakah Anda tertarik dengan beberapa celah kecil yang luput dari pembacaan akan manuskrip surgawi saat penciptaan Adam? Beberapa hal berikut ini saya bagi buat Anda, barangkali bisa menjadi bahan telaah kita bersama.
Adegan I; Malaikat Protagonis
Tersebutlah dalam literari Quran, terabadikanlah sebuah dialog surgawi…
Allah; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi” (Al Baqarah 30).
{Itu pernyataan Allah sendiri. Dia memang sudah sedari awal merencanakan itu untuk Adam. Artinya, cepat atau lambat dia akan turun ke bumi. Dan kita tahu bahwa Maha benar Allah dalam segala firmanNya, Dia akan konsisten, Dia memang harus menjadi Tuhan yang tidak boleh mencla-mencle. Karena itu saya juga tidak begitu heran kenapa Adam dicipta dari beberapa unsur tanah yang ada di bumi. Persoalannya, bagaimana cara “mengusir” Adam dari forum surga? Apalagi mengingat Adam adalah prototipe mahluk yang didesain dengan nafsu nan build in, yang tentu saja tak akan mau meninggalkan kenikmatan surga}
Malaikat; “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” (Al Baqarah 30).
{Malaikat sepertinya memang tahu benar bahwa produk Tuhan sebelumnya seperti Homo Habilis dan Homo Erectus saling menumpahkan darah dalam species masing-masing, dan mereka belum mengenal konsep bertasbih dan pemujaan}
Allah; “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui” (Al Baqarah 30).
{Ya jelaslah, Dia yang punya otoritas penciptaan. Tapi kan mestinya tidaklah perlu menjawab secara kekanak-kanakan begitu. Tentu malaikat juga belumlah tahu bahwa yang hendak Allah ciptakan adalah keluaran seri terbaru dari species manusia yaitu Homo Sapiens. Manusia bijak/cerdas yang di dalamnya telah ditiupi Ruh Allah sendiri, ruh ketuhanan (Al Hijr 29). Toh begitu, belakangan kekhawatiran malaikat itu terbukti nyata. Varian terbaru ini berdaya bunuh jauh lebih liar dibanding produk sebelumnya. Yaaah sudahlah, Allah terlanjur mencipta Adam. Toh Dia juga mengajarkan beberapa pengetahuan dasar. Namun begitu pada ayat berikut ini, saya mulai meraba ada sebuah sandiwara}
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman, “Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang yang benar!” (Al Baqarah 31).
{Saya membayangkan Allah bersabda begitu sambil mataNya berkedip-kedip kepada malaikat yang segera tahu bagaimana cara menjawabnya}
Malaikat; “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengatahui lagi Maha Bijaksana” (Al Baqarah 32).
{Sebagai mahluk yang taat, tentu saja malaikat tidak boleh menjawab di luar skenario yang telah digariskan, misalnya; “Yeee,… yang bener aja dong, siapa yang diajarin – siapa yang ditanyain?!”. Meskipun kandungan isinya sebenarnya sama, jawaban malaikat pada Al Baqarah 32 itu jelas terdengar lebih santun. Saya juga membayangkan, saat itu malaikat membalas kedipan konspiratif Allah }
Allah; “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini!” (Al Baqarah 33).
{Malaikat menunduk sepenuh takzim sambil menyembunyikan tawa mendengarkan New Kid on The Blok itu mentartil nama-nama. Sementara itu Allah sudah mengode Iblis untuk siap-siap memulai giliran aktingnya…}
Adegan II; Iblis Antagonis
Kemudian Allah berfirman kepada para malaikat; “Sujudlah kamu kepada Adam”. Maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan ia adalah termasuk golongan yang kafir. (Al Baqarah 34).
{Hmm,.. apakah selama ini Anda masih terus berfikir bahwa Iblis rela bertaruh terhadap sebuah permainan yang jelas-jelas dia tahu bahwa akhirnya adalah kekalahan? Pastinya tidak! Iblis rela dinash sebagai Al kafirin dalam pengertian “Golongan Luar”, golongan yang tidak diperintah untuk bersujud. Bukankah perintah sujud ayat di atas itu ditujukan kepada para Malaikat? “Golongan Luar” di sini disiapkan untuk berseberangan, oposisi, alias antagon. Jadi janganlah keburu menuduh Iblis tidak bertasbih kepada Allah apalagi tidak menyembahnya}
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti (bagaimana cara) mereka” (Al Isra 44)
{Saya menebak, begitulah cara Iblis bertasbih dan memuji. Cara tersendiri untuk menyenyembah dan mengabdi kepada Dzat yang dengan mesra disebutnya dengan Rob. Cara sapa akrab mahluk pelaku Tauhid Ruburiyah sejati. Sekaligus itulah peran yang dia emban. Dengan taat menjalankan pembangkangan. Atau boleh kita cermati dari huruf-huruf Kaf-Fa-Ra pembentuk kata dasar kafir dan kufar yang berarti “Tertutup”. Dari situ bisa dimaknai Iblis sedang melakukan penyamaran. Tidak sudi sujud adalah tugas pertama peran penyamarannya. Dia adalah agen intelegensi Tuhan berkode 666, Number of the beast. Gugus tugasnya adalah melakukan penghasutan informasi, penjebakan, agitasi, provokasi, dan trik nan konspiratif kepada Adam dan anak cucunya. Bagaimana dengan siksa neraka?}
Iblis; “Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah” (Al A’raaf 12).
Saya membayangkan sekarang giliran Iblis yang menahan tawa…
{Mungkin Anda pernah mendengar kisah teosofis Abu Hanifah Vs Bahlul Majnun. Dalam salah satu bagian pidatonya, Abu Hanifah menyatakan bahwa mahluk itu tidak akan tersiksa lantaran tercipta dari inti api neraka itu sendiri. Bahlul Majnun mengambil tanah kering dan melempar
kepala Hanifah. Tentu yang punya kepala protes karena kesakitan. Si Bahlul tertawa sambil mengatakan, “Bukankah seharusnya kamu yang terbuat dari tanah tak perlu kesakitan, toh aku melemparmu dengan tanah pula?”.
Anda ikutan tertawa? Saya tidak. Saya tidak mau terarus oleh kisah bersuasana Jabariyah itu. Meski lumayan lucu, tapi tampak tercium aroma keberpihakan kepada aliran dan penyembunyian informasi. Informasi itu adalah betapa beda antara tanah dengan sel syaraf. Yang merespon tanah tadi adalah sel syaraf di kulit kepala Hanifah. Atau bukan tanah vs kepala Hanifah yang masih tanah. Si Bahlul malah terlihat sebagai contoh stereotype orang pro-kekerasan yang malas percaya bahwa penciptaan adalah proses nan kronologis alias bertahap. Demi humornya, dia menganggap Hanifah masih berujud patung tanah, tau sejenis Golem}
Allah; “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan makhluk yang (berbentuk) lain” (Al Mukminun 14).
{Sejauh ini saya tidak pernah menemukan proses perubahan bertahap pada penciptaan Iblis, Jin, atau Setan. Mereka dari api. Api itu tidak pernah dikatakan berubah menjadi daging yang layak dibarbeque, ataupun menjadi urat syaraf inderawi yang bisa merasa. Atau berubah menjadi apapunlah. Karena itu wahai Bahlul, dan para bahlul lain, percayalah bahwa bangsa Jin – termasuk Iblis di dalamnya – tidaklah akan tersiksa di habitatnya sendiri. There is no place like home.
Ada satu lagi yang membuat Iblis berani ambil peran yang menurut kita sangat risky itu. Adalah bahwa hanya manusialah satu-satunya mahluk yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Silogismenya adalah pertautan antara firman Allah yang hendak menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi dengan sabda Nabi Muhammad; “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya”. Maka jelaslah bahwa Iblis sebenarnya tidaklah sehebat dan seberani itu. Dia bukan khalifah, bukan pemimpin. Jadi dia tahu tak perlu dan tak bakal dihizab pun dimizan. Yang menganggap Iblis layak dimintai pertanggungjawaban, jangan-jangan adalah mereka yang telah secara tidak sadar mengangkatnya sebagai pemimpin}
Kita kembali ke forum surga. Saya terpana dengan dialog berikut ini.
Iblis; “Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan” (Al Hijr 36).
{Dialog yang mengajak saya untuk mempercayai bahwa Iblis tidak sekadar dicipta dari api neraka, atau penghuni neraka, tetapi dialah neraka itu sendiri. Neraka yang saat ini tengah mengejawantah menjadi makhluk penyerta manusia. Neraka yang belum tersedia di akhirat. Di mana calon penghuninya harus sabar menunggu di alam barzah. Menunggu sampai tugas kenerakaannya di dunia tuntas}
Catatan;
Malaikat dan Iblis adalah apparatus Tuhan. Keduanya akan kembali ke asalnya. Mau diapakan saja, Malaikat yang tercipta dari cahaya akan berada di tempat yang terang. Mau diapakan saja, Iblis yang dari api itu akan senang kembali ke neraka.
Dan kita?
kembali ke asal muasalnya ya manusia itu…..(jauhar awal jauhar akhir) karena neraka dan surga itu belum tersedia di akherat, baru ada dalam hati manusia hehehehe
haha..provokatif, cerdas dan rentan penolakan ultra masif dari mereka yang ‘kontra’ dengan iblis..saya membayangkan ini dibaca oleh kaum fasis yang tergabung dalam persekutuan mereka-yang-lebih-hebat-dari-Tuhan yang berinisial depan F, inisial belakang I dan ada huruf Pnya di tengah..chaos!
hmmm…. keren juga……kita ? hihihi….. ‘dari tanah kembali ke tanah’ sambil dilempar tanah…… (inget TUKUL)
telaah yg menarik…benar atau tidak..?hanya Allah yang tahu…bisa benar… bisa juga tidak…toh kita cuma membayangkan dan menebak…(dengan sedikit referensi yg coba kita utak-atik sendiri)Tetapi apapun itu… benar atau salah…itu urusan Allah, malaikat, dan setan…mau setan kesakitan di neraka… mau tidak… (atau bahkan setan itu adalah neraka itu sendiri) gak ngaruh buat kita…yg pasti kalo kita masuk neraka ya sakit…mau konspirasi… mau bukan…mau setan dimintai pertanggungjawaban atau tidak… gak ngaruh buat kita…akhir-akhirnya kita tetep dimintai pertanggungjawaban…urusan kita…bagaimana mengikuti permainan ini sampai selesai…dengan selamat..dan keluar sebagai pemenang…yg pasti… saya percaya… niatan telaah ini baik…bagi yg tidak setuju….boleh membantah…tapi tidak boleh ngamuk…he he he…peace…
good thoughts. Jadi iblis tak perlu menggugat ya? (jadi inget buku itu) Dia hanya perlu menggugat kalau kita memandang nasibnya dari sudut pandang manusia.
cerdasmari menyadari produk produktermasuk produk pikiran
jadi, manusia yang kesetanan…dia akan melebur menjadi api sampai saatnya nanti Tuhan memerintahkannya untuk mati
Tanggung kang biar kelihatan penuh halamannya hahahahaha
biar mempersedikit gerak scroling nya …ke atas dikit dah nyampe …
kalian, Chech n V, rupanya sedang berkonspirasi.
iblis itu malaikat lo, nama aslinya Izazil, malahan dia itu salah satu malaikat agungmengenai sandiwara ini saya juga pernah baca di tulisan yang katanya berasal dari al Hallaj, intinya semua adalah sandiwara saja, yang penting kita paham peran kita di atas panggung ini mas… hehehe
mengenai traumanya malaikat, saya juga pernah dengar bahwa sebelum Adam yang menurunkan kita ini, juga ada Adam2 yang lain sebelumnya, yang sudah dikiamatkan dan persis seperti yang dikatakan malaikat yang pada ‘protes’ yaitu suka menumpahkan darah….katanya sih udah ada 6 Adam sebelumnya, dan kita adalah Adam yang ke 7
oiya, saya juga berpikir bahwa sebenernya Tuhan waktu mencipta itu emang udah di bumi kok, Surga atau bukan surga itu sebenernya martabat jiwa Adam sajajadi ketika dia diusir dari Surga itu emang kebetulan jiwanya lagi menurun dimensinya, yang tadinya dimensi surgawi, menjadi duniawi atau apalah, yang jelas lebih rendah
“Malaikat” tentu kamu ngerti banget soal ini, merupakan kata jamak: Malak alias kekuatan, yang berasal dari kata Mashdar “Al-Alukah” yang artinya misi.Nah, dalam konteks bahasa, Iblis termasuk Malaikat karena berkekuatan. Tapi dalam konteks dialog surgawi itu, posisinya lebih ke mahluk yg punya/mengemban Misi.
aku menerjemahkannya sebagai species berbeda dari genus manusia (homo)
ada yang bilang dari jenis jin
Level itu aku terjemahkan di tulisan lainku soal cinta: http://martoart.multiply.com/journal/item/87
apakah iblis itu bagian dari malaikat juga mas? seperti yang di posting saya tentang al baqarah. dan saya sedang membayangkan sebuah mitologi barat tentang kisah malaikat bernama lucifer
Aku copast lagi dari jawabanku buat Savik. dengan sedikit edit:Malaikat merupakan kata jamak: Malak alias Kekuatan, yang berasal dari kata Mashdar “Al-Alukah” yang artinya Misi.Nah, dalam konteks bahasa, Iblis termasuk Malaikat karena berkekuatan, meski zat pembangunnya beda. Tapi dalam konteks dialog surgawi itu, posisinya lebih ke mahluk yg mengemban Misi.
masing-masing kembali ke asal dengan senang hati?
kecuali manusia pendosa.
jadi manusia balik kemana ?
Catatan;Malaikat dan Iblis adalah apparatus Tuhan. Keduanya akan kembali ke asalnya. Mau diapakan saja, Malaikat yang tercipta dari cahaya akan berada di tempat yang terang. Mau diapakan saja, Iblis yang dari api itu akan senang kembali ke neraka.Dan kita?
KEREN Kang! aku belum pernah berpikiran sampai ke situ sampai mendetail kayak gini.btw. kemarin aku baca tulisan an online buddy di FB yg menulis setelah makan buah khuldi, Adam Hawa mulai mengenal budaya malu. dongeng seperti ini kubaca waktu SD. sekarang aku lebih cenderung menafsirkannya sebagai mulai lahirnya curiosity, spt dalam budaya Kristen yg menyebut buah khuldi tersebut sebagai buah ilmu pengetahuan.nah, my online buddy bilang, “budaya malu itu kemudian melahirkan budaya~budaya lain, termasuk curiosity.”what do you say?
Kebalik dong. ‘Kemaluan’ Adam n Hawa muncul belakangan setelah tergoda untuk mencari tahu apa itu Quldi. Memakannnya, dan terbukalah beberapa hal (Yang disimbolkan dengan ketelanjangan). Curiosity itulah yg melahirkan budaya-budaya lain. Rene Descartes memaknainya dengan ‘Keraguan’. Meragukan segala sesuatu untuk kemudian menelitinya, ini yang kelak menjadi dasar metoda ilmiah. Curiosity dalam kekisah Pagan Baru digambarkan sebagai Pandora’s Box, ataupun Cupu manik Astagina. Agama langit mengadopsi kisahnya sebagai Quldi atau Buah pengetahuan.
waaaaa … senangnya hatiku we are on the same boat! thanks for ur argument!
Om … aku pernah baca buku “Iblis menggugat Tuhan” katanya iblis :Jika memang aku bersalah atas kesombonganku, tetap saja aku pendosa paling bontot. Adam juga lupa akan Tuhannya dan dia pun diusur dari Surga. Tapi dia menemukan maaf dan pengampunan di tangan-Nya. Mana bagianku?
dia ga perlu minta maaf. tak ada dosa diantara mereka. skenario udah bener.
Jadi…. “Dunia ini panggung sandiwara??????”Waa.. kaya’ lagu nih…
Caramu mereply ini juga konspiratip V. he he he…. (Originally martoart wrote on Sep 19, ’08).Maka aku hapus aja. he he he
kita kayak boneka, ya? tapi kudu makasih karena udah dikasi hidup *cuma bisa mikir kekgini* *diinjek setan*
Iblis = NerakaIblis = x + api nerakaIblis = x + penghuni nerakaneraka = x + manusiaJadi kesimpulannya Iblis = manusia plus X begitukah mBah..?
itu aja.wong aku juga lom sampe sono kok
keren!
tengkiyu bro
sami2 🙂